12 Kapal Bermuatan Raw Sugar Akan Bongkar Muat Di Pelabuhan Probolinggo

2860


Probolinggo (wartabromo.com) – Aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Baru Probolinggo kian hari kian sibuk. Bahkan dalam tahun ini, ada 12 kapal bermuatan Raw Sugar, yang akan bersandar di pelabuhan internasional itu.

Dari data yang diperoleh wartabromo.com, selama tahun 2018 ini, dijadwalkan ada 12 kapal bermuatan Raw Sugar atau Gula Kristal Mentah yang dipergunakan sebagai bahan baku proses produksi. Rata-rata kapal itu bermuatan antara 20 ton hingga 30 ton setiap kali angkut. Targetnya pada Desember mendatang, bongkar muat itu sudah selesai.

“Kapal-kapal itu bersandar dan bongkar muat di pelabuhan ini, karena sudah berstandar internasional. Sebelumnya, kapal-kapal itu bogkar muat di pelabuhan Perak Surabaya. Dengan bongkar muat disini, pihak perusahan dapat memangkas ongkos transportasi,” ujar Kepala PT. Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) Cabang Probolinggo, Djumadi, selaku pengelola pelabuhan baru.

Baca Juga :   Rayakan Harlah Ke-17, PKB Pasuruan Potong Tumpeng Berwarna Hijau

Menurut Djumadi, untuk saat ini, kapal yang terakhir bongkar muat Raw Sugar adalah kapal asal Thailand bernama MV Izumo berbobot sekitar 20 ribu Ton. Kapal tersebut bersandar, pada Jumat (23/3/2018) lalu, dengan membawa sebanyak 25 ton Raw Sugar yang digunakan sebagai bahan baku pupuk. Gula impor itu merupakan barang pesanan PT. Cheil Jedang Indonesia (CJI) Ngopak Pasuruan.

“Selain berstandar international, di pilihnya Pelabuhan Baru sebagai lokasi bongkar muat, lantaran jarak yang lebih dekat ke Pasuruan. Sehingga lebih mudah dalam pengawasan negara. Serta lebih murah ongkosnya,” terang mantan karyawan Pelindo ini.

Menurut Manager Purchasing PT. Cheil Jedang Indonesia Pasuruan, Khusnul Hamim, pihaknya memastikan bahwa gula yang diimpor adalah Raw Sugar bukan gula rafinasi atau gula konsumsi. Dimana regulasi dan perbedaannya jelas, bahkan tiap pengiriman pihaknya selalu mendapat rekomendasi dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Baca Juga :   Minim Saksi, Polisi Kesulitan Ungkap Kasus Pelajar Dibacok

Ia mengatakan pihaknya terpaksa mengimpor Raw Sugar, karena pasokan tetes dari pabrik gula tidak terpenuhi. Impor itu sudah dilakukan sejak lebih dari 20 tahun yang lalu.

“Apa yang kami lakukan sudah sesuai standar SOP dan persetujuan Gubernur. Kami juga memastikan Raw Sugar tersebut benar-benar digunakan untuk industri, tidak untuk dijual ke pasaran atau kosumsi manusia secara langsung,” ujar Khusnul Hamim. (saw/saw)