Probolinggo (wartabromo.com) – Manajemen pengelolaan sampah menjadi persoalan penting di Kabupaten Probolinggo. Sejumlah relawan pun memanfaatkan sampah untuk membangun Taman Mandala di Pantai Bentar, Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Taman ini terinspirasi dari Candi Jabung di Paiton.
Sedikitnya ada 300 relawan dari dari berbagai elemen masyarakat ikut andil dalam membangun Taman Mandala. Mulai dari siswa, guru, santri, Komunitas bank sampah, LSM serta Forum Kabupaten Probolinggo Sehat. Mereka membuat taman tempat duduk yang dapat digunakan untuk bersantai, belajar, dan bermain. Susunan geometris melingkar dari tempat duduk ini, terinspirasi dari candi Majapahit setempat, yakni Candi Jabung.
Istimewanya, tempat duduk ini bukan terbuat dari beton semen atau besi. Melainkan dari campuran tanah, pasir dan jerami lokal untuk menjadikannya sebagai semen organik. Ornamen-ornamennya pun menggunakan tutup botol plastik. Bangunan dari sampah ini, terlihat kokoh dan anggun saat digunakan.
Ani Himawati dari Global Ecobrick Alliance (GEA) menjelaskan, sebelum lihai membangun, ratusan ecobrickers itu mendapat pelatihan swlama 5 hari. Mereka dilatih oleh 33 pelatih dari Global Ecobrick Alliance dan jaringan GEA trainer Indonesia. Kemudian mereka dilatih mengikat plastik dan CO2 dengan aplikasi yang bermanfaat dan ramah lingkungan. Serta belajar teknik bangunan tanah
“Dimana tujuannya untuk memantapkan proses pemanfaatan ecobrick. Kami berharap revolusi bangunan hijau melalui eocbrick akan berkembang di area Probolinggo dan Indonesia. Bahkan dari Indonesia akan menginspirasi dunia dengan jaringan Global Ecobrick Alliance,” ujarnya, Minggu (28/4/2019).
Ecobrick merupakan bata yang terbuat dari sampah plastik, sehingga ramah lingkungan. Sampah plastik dimasukkan ke dalam botol dengan kepadatan tertentu. Ecobrik bukan hanya solusi atas plastik. Dalam pemanfaatannya ia tak hanya jadi produk atau bangunan yang berfungsi. “Tapi dengan bangunan tanah dan penerapan untuk ruang hijau, aplikasi ini bahkan mendorong dan menghidupkan lagi banyak hal lain,” kata Ani lebih lanjut
Sementara itu, Russel Maier, pelatih ecobrick, program ini merupakan kolaborasi murni selama hampir 3 tahun setelah ToT pertama kali di Jogjakarta.
“Saat ini pelaksanaan ToT berupa pelatihan untuk pelatih tingkat lanjut. Yakni tidak menjadi trainer ecobrik saja, tetapi dengan aplikasi bangunan hijau pertama di Indonesia dan sudah di dunia dengan metode 5 (lima) hari kurikulum,” katanya. (saw/saw)