Pentingnya Peranan Pancasila Bagi Bangsa Indonesia

8340

Judul Buku           : PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI

Penulis                 : M. Taufik, S.H., M.H., Diyan Isnaeni, S.H., M.H., Dr. Mayiyadi, S.H., M.H., Prof. Dr. Drs. Yaqub Cikusin, S.H., M.Si., Dr. Hj. Rahmatul Hidayati, S.H., M.H., Dr. Suratman, S.H., M.H., Drs. H. Moh. Bakar Misbakhul Munir, M.H., H. Umar Said Sugiharto. S.H., M.S., Dr. H. Abdul Rokhim, S.H., M.Hum., Hayat, S.Ap., M.Si., Drs. Noorhuda Muchsin, B.E., M.M., Dr. Ir. Sumartono, M.P.

Penyunting         : Hayat dan H. Suratman

Penerbit              : Baskara Media

Cetakan               : Pertama, Juli 2018

Tebal Buku          : xii + 382 halaman

Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap bangsa serta mencerminkan kepribadian bangsa. Secara Etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta India (bahasa kasta Brahmana). Adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.

Baca Juga :   NKRI Harga Mati, Ansor Pasuruan Tolak Tegas Paham Komunisme

Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dimana sila-sila yang terdapat dalam Pancasila itu sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Menurut kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, Pancasila berarti “berbatu sendi yang lima” atau “pelaksanaan kesusilaan yang lima.”

Perumusan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang yaitu Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944, didepan Parlemen Tokyo.

Janji itu di ulangi lagi pada tanggal 1 Maret 1945 dengan tanpa syarat dan dijanjikan untuk membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Republik Indonesia) yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka.

BPUPKI dibentuk oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan Balatentara Jepang di Jawa) pada tanggal 29 April 1945, dengan susunan pengurus dan jumlah pengurus BPUPKI adalah :

Baca Juga :   Aib dan Nasib (2020): Orang Lapar Mudah Marah

Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Ketua Muda : Raden Panji Soeroso

Ketua muda : Ichibangase (anggota luar biasa, orang Jepang)

Anggota : 60 orang tidak termasuk ketua dan ketua muda.

Organisasi ini mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 untuk merumuskan Falsafah dasar negara bagi negara Indonesia.

Pada sidang BPUPKI pertama ini juga dibentuk panitia kecil yang diberi nama Panitia Sembilan yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, KH. Wahid Hasyim, Mr. A. A Maramis, Abdul Kahar Muzakar, Abikoesno Tjokrorejoso, Agus Salim, Mr. Achmad Soebarjo, dan Mr. Muhammad Yamin. Dan menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter).

Pancasila juga sebagai ideologi negara. Berasal dari kata ‘idea’ yang berarti ‘gagasan, konsep, pengertian, dasar, cita-cita’ dan ‘logos’ yang berarti ‘ilmu’. Dalam pengertian sehari-hari, ‘idea’ disamakan artinya dengan ‘cita-cita’. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, dan faham.

Baca Juga :   Pancasila, Demokrasi dan Khilafah

Ideologi memiliki pengertian yang berbeda-beda. Begitu pula dapat ditemukan berbagai definisi batasan pengertian tentang ideologi. Hal ini antara lain disebabkan oleh dasar filsafat apa yang dianut, karena sesungguhnya ideologi itu bersumber kepada suatu filsafat.

Filsafat berasal dari bahasa Yunani dan berarti cinta akan kebijaksanaan/love of wisdom (philo artinya cinta, dan shopia artinya kebijaksanaa).

Secara penulusuran sejarah, Socrates lah yang pertama menyebut diri sebagai philosophus, yakni sebagai protes terhadap kaum terpelajar yang menamakan diri mereka sophist (bijaksana). Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila dijelaskan sebagai berikut.