Mengenal BPD, Gangguan Kepribadian yang Diderita Ariel Tatum

1915

Pasuruan (Wartabromo.com) – Balakangan, publik sempat dikejutkan dengan pengakuan Ariel Tatum yang menyebut dirinya mengidap Borderline Personality Disorder (BPD). Gangguan kepribadian ini membuatnya sering sering menyakiti diri sendiri.

Jauh sebelum Ariel Tatum, Marshanda juga pernah divonis menderita Bipolar Disorder, setelah aksinya di media sosial bikin heboh.

Pada kasus keduanya, memilki kesamaan, yakni sama-sama memiliki masalah kepribadian. Penderitanya memiliki mood bak roller coaster.

Namun siapa sangka, meski banyak kesamaan, BPD dan Bipolar sangat berbeda. Dikutip dari hellosehat, perbedaan keduanya dapat dilihat dari gejala masing-masing.

Apa saja? Simak uraiannya berikut!

Borderline Personality Disorder (BPD)

Pada kondisi ini, penderita mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi. Akibatnya, perubahan mood menjadi cepat, tidak percaya diri dan sulit menjalin hubungan sosial.

Seseorang dengan BPD, biasanya memiliki gejala sebagai berikut:

1. Ketidakstabilan mood (adanya perasaan cemas, tidak nyaman yang dapat berlangsung selama beberapa jam dan terjadi dalam beberapa hari);

2. Perasaan kosong atau hampa;

3. Kesulitan untuk mengontrol emosi, seringkali marah dan sering terlibat dalam perkelahian;

4. Kesulitan untuk menjalin hubungan sosial yang baik dengan sesama;

5. Melakukan tindakan-tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, atau berpikir dan merencanakan tindakan yang membahayakan diri sendiri;

6. Memiliki rasa takut akan penolakan atau kesepian.

Cara mengobati pasien dengan BPR seperti yang dialami Ariel Tatum, lebih difokuskan pada psikoterapi dan konseling. Selain itu, pemberian obat juga dapat dilakukan, untuk mengatasi masalah kecemasan, depresi atau gangguan mood swing.

Bipolar Disorder

Gangguan kepribadian satu ini merupakan satu yang rumit. Perubahan mood yang dialami juga ekstrem, dan berepisode. Bermula dari episode mania (sangat bersemangat dan aktif), tiba-tiba menjadi episode depresi (sangat sedih, putus asa, dan tidak bertenaga).

Ketika pasien dalam episode mania, gejala yang dialami antara lain:

1. Rasa percaya diri yang tinggi, bahkan hingga berlebihan;

2. Tidak tidur, bahkan bisa tidur hanya tiga jam saja dalam sehari;

3. Menjadi sangat aktif berbicara;

4. Bicaranya sangat cepat dan susah diikuti;

5. Bicara dengan topik yang berbeda-beda dalam satu pembicaraan (tidak nyambung);

6. Perhatiannya akan sangat mudah teralihkan.

Gejala ini terjadi minimal selama seminggu. Alhasil, kehidupan sosialnya akan terganggu, termasuk kesehariannya.

Sedangkan, saat sedang dalam episode depresi, pasien akan mengalami:

1. Tidak bersemangat;

2. Penurunan berat badan walaupun pasien tidak diet;

3. Merasa lelah sepanjang hari;

4. Merasa tidak berguna dan putus asa;

5. Muncul keinginan untuk bunuh diri.

Selain gejala yang disebutkan diatas, penderita Bipolar sering diiringi dengan gangguan Psikotik. Artinya, pasien merasa mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Hal yang didengar dan dilihatpun juga sesuai dengan masa yang dialami. Ketika pasien sedang mengalami masa mania, biasanya hal-hal yang didengar, berupa puji-pujian terhadapnya. Sebaliknya, ketika fase depresi, yang didengar adalah hinaan atau ejekan.

Nah, untuk mengobati pasien dengan Bipolar, harus disesuaikan dengan masa-masa yang dialami. Namun untuk lebih jelasnya, sebaiknya dikonsultasikan ke Pskiater atau orang yang tepat menangani gangguan ini. (bel/may)