Membaca Komen Nyinyir Netizen ke IDI Soal Ningsih Tinampi

20949

Persoalan kinerja layanan kesehatan ini sedianya sudah menjadi sorotan, tak hanya warga. Sekelas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga tak lepas mencatatkannya.

Sebut saja pada laporan hasil pemeriksaan kinerja atas efektivitas pengelolaan sumber daya kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan nasional tahun 2017 dan semester I 2018 pada Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

BPK waktu itu menguliti betul bagaimana kinerja instansi kesehatan yang boleh dibilang mendapatkan penilaian kurang baik.

Satu hal di antaranya adalah ketersediaan dokter di rumah sakit Bangil hingga Puskesmas yang tersebar di 24 kecamatan, tak sebanding dengan jumlah warga yang harus dicukupi pelayanannya.

Rasio tenaga medis itu begitu timpang dan cukup bikin geleng-geleng kepala. BPK ungkapkan, 1 dokter harus menanggung rata-rata lebih 50 ribu warga Kabupaten Pasuruan. ke halaman 2

Baca Juga :   Mewakili Ningsih Tinampi, Surat Balasan untuk Asad Asnawi

Belum lagi soal kinerja kesehatan lain, yang tentunya sudah diketahui oleh para pemangku kebijakan, karena memang catatan BPK soal kinerja kesehatan begitu beragam.

Coba mengulang-ulang. Bagaimana sih sepatutnya ngelayanin warga yang ingin sehat? Orang awam bilang kudu-nya dengan hati.

Akhirnya, sebagai warga hanya bisa pasrah. Berserah. Ikhtiar. Mencoba ikhlas.

Yang paling penting adalah jaminan kesehatan warga sebenar-benarnya terpenuhi, pastinya dengan sistem sepenuh hati.

Bilamana Ningsih Tinampi dianggap solusi, sepertinya sang paramedis tak perlu risih, atau malah iri hati.

Kiks. Sekain. Eh sekian terimakasih. (*) ke halaman awal