Jatuh Bangun TikTok Setelah Dianggap Jadi Aplikasi ‘Goblok’

2736
Layaknya media sosial lain, aplikasi ini mengandung candu. Tinggal ke depannya saja, bagaimana kita bisa melakukan filter terhadap diri sendiri.

Oleh Maya Rahma

TREN itu memang tak bisa tertebak. Setelah sempat surut beberapa waktu lalu, kali ini warganet kembali demam TikTok.

Masih ingat dulu ada yang bilang pemain TikTok alay banget?
Ya, mungkin sampai sekarang ada yang masih beranggapan demikian.

Namun, tak sedikit pula yang sudah hijrah, dan ikut menyemarakkan TikTok.

Aplikasi ini menempati urutan kedua terbanyak diunggah versi Sensor Tower pada 2019. Nggak tanggung-tanggung, saat ini, pengunduhannya lebih dari 799 juta orang.

Wew! Padahal, kalau kita browsing di playstore dengan kata kunci ‘Aplikasi Goblok’, Tik Tok masih ada di urutan pertama lho!

Baca Juga :   Salah Kaprah Urus Limbah

Nyatanya, aplikasi yang sering dibilang alay ini sangat diminati banyak orang.

Ya, nggak kaget juga sih. Karena nyatanya Kemenkominfo pun yang pernah memblokir aplikasi ini rupanya juga punya akun TikTok.

Tapi kalau boleh memberikan opini, meski dari awal memiliki persepsi tak baik, bikin konten TikTok itu sungguh susah.

Dulu, tren video TikTok mengandalkan transisi. Seperti leburannya yakni musical.ly. Bikin video TikTok mengandalkan lagu, lalu ekspresi dengan berbagai transisi.

Dari situ lah rupanya aplikasi TikTok mendapat tanggapan buruk. Meskipun pertimbangan lain, ada beberapa konten negatif yang ada di sana.

Nah, kalau sekarang ini, ada tren yang rupanya bikin warganet tak lagi memberi cap TikTok alay. Seperti dance challenge, mini drama, dan lain sebagainya.

Baca Juga :   Air Mata Sejarah dari Rakhine

Bahkan, peminat TikTok yang dulunya hanya remaja dan anak-anak, sekarang sudah mewabah ke ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan mbah-mbah. Keren!

Setelah diteliti lagi pun, nyatanya bikin konten di TikTok tidak mudah. Video yang sepertinya hanya konten hiburan ringan, ternyata butuh waktu lebih dari 1 jam untuk membuatnya.

Terlepas dari itu semua, banyak hal yang mampu dipelajari pada aplikasi TikTok.

Aplikasi ini bisa dibilang beruntung. Perjuangannya selama diremehkan saat ini, menuai untung besar.

Pengguna dihajar dengan berbagai model filter yang lain daripada yang lain. Pilihan lagunya juga beragam.

Spesialnya lagi, TikTok hanya memberi tutorial singkat, lalu dilanjutkan oleh kekreatifan para penggunanya. Ia hanya memfasilitasi supaya pengguna lebih mudah untuk berkreativitas.

Baca Juga :   Lonjakan Kasus Covid-19 dan Pemerintah yang Gagal Urus

Tanpa promosi yang besar-besaran, TikTok bisa membuat selebritis bermain sukarela. Alhasil, saat ini sudah 1,5 Miliar pengguna yang main TikTok.

Alasannya pun singkat saja. Di zaman yang penuh hiruk pikuk, mereka butuh hiburan dengan mudah dan simple.

Namun, selayaknya media sosial lain, aplikasi ini mengandung candu. Tinggal ke depannya saja, bagaimana kita bisa melakukan filter terhadap diri sendiri.

Kenapa diri sendiri? Karena orang tua pun sama-sama main TikTok sekarang. Siapa yang bisa mengingatkan kalau semua kecanduan? (*)