Fenomena Covid-19 dan Kebutuhan Pangan di Kota Pasuruan 

2136
“Berbagai konsekuensi yang harus diupayakan Pemerintah Daerah yaitu salah satunya adalah menyediakan kebutuhan pangan masyarakat selama gerakan “stay home” diberlakukan.”

Oleh : Khoirunnisa, S.Tr.Stat 

Sejak awal merebaknya wabah Corona di Jawa Timur yaitu pada sekitar pertengahan  bulan Maret 2020, Kota Pasuruan masih merupakan salah satu kota di jawa timur yang termasuk wilayah hijau. Atau dengan kata lain, belum ada warganya yang terjangkit virus Covid 19.

Namun memasuki minggu kedua di bulan April 2020, Kota Pasuruan akhirnya divonis sebagai wilayah/Zona “Merah” di Jawa Timur. Sebab ada warga Kota Pasuruan yang terjangkit virus Covid 19.

Seperti halnya wilayah merah lainnya di Indonesia, upaya optimal terus dilakukan untuk memutus rantai penularan virus Covid 19 kepada masyarakat secara lebih luas lagi. Hal ini menjadi perhatian besar Kepala daerah, jajaran Gugus Tugas Pengendalian Wabah Corona dan masyarakat.

Baca Juga :   Pemuda Asal Kalipang Tewas Dilempar Bondet di Dekat Danau Ranu

Salah satu gerakan yang terus menerus digaungkan adalah gerakan “stay at home” atau “Berada di dalam rumah” atau “tinggal di rumah saja”. Tentunya dengan berbagai konsekuensi yang harus diupayakan Pemerintah Daerah yaitu salah satunya adalah menyediakan kebutuhan pangan masyarakat selama gerakan “stay home” diberlakukan.

Kebutuhan pangan bukan saja hak dari sebagian kelompok masyarakat, tetapi menjadi hak seluruh masyarakat di wilayah tersebut. Sehingga kekuatan dan keamanan masyarakat dapat terjaga dengan baik, minimal selama terjadinya wabah corona.

Adapun ketersedian stok bahan kebutuhan pokok di Kota Pasuruan dapat dikatakan aman. Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur menunjukkan bahwa ketersediaan kebutuhan pokok Kota Pasuruan cenderung lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di Jawa Timur.

Seperti ketersediaan beras per tanggal 8 April 2020 mencapai 37.149 kg lebih tinggi dibandingkan kota terdekatnya yaitu kota Probolinggo yang memiliki ketersediaan beras 3.064 kg.

Baca Juga :   NU Minta Vaksinasi Covid-19 Dilakukan Ba'da Magrib

Kemudian tersedia 2.705 kg stok daging ayam dan untuk stok telur ayam tersedia 13.008 kg. Stok kebutuhan bahan pokok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kota Pasuruan yang mencapai 201.585 jiwa (Proyeksi Penduduk 2020, BPS Jawa Timur).

Ditinjau dari sisi konsumsi masyarakat, berdasarkan data Survey Sosial Ekonomi Nasional 2019 sebesar 52,85% rata-rata pengeluaran penduduk Kota Pasuruan dalam sebulan digunakan untuk kebutuhan makanan dan sisanya 47,22% digunakan untuk kebutuhan Non Makanan.

Proporsi pengeluaran kebutuhan makanan penduduk Kota Pasuruan terbesar dialokasikan untuk makanan dan minuman jadi. Hal ini didukung dengan banyaknya tempat kuliner yang ada. Kemudian proporsi terbesar selanjutnya digunakan untuk komoditas padi-padian, ikan, serta telur dan susu.

Baca Juga :   Dalam Hitungan Jam Ribuan Vaksin Ludes hingga Tiga Atlet Asal Kota Pasuruan Dikirim ke PON Papua | Koran Online 16 Ags

Dari sisi harga kebutuhan barang pokok di Kota Pasuruan, pada pertengahan April ini beberapa komoditas mengalami perubahan harga yang cukup signifikan. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga dibandingkan bulan Maret lalu antara lain gula pasir, cabai rawit, bawang merah,kubis, dan tomat.

Berdasarkan data harga yang dikumpulkan dari beberapa pasar di Kota Pasuruan, kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditas cabai rawit yang mengalami kenaikan harga sebesar 37,3%. Sebelumnya, rata-rata harga cabai rawit di bulan Maret 2020 berkisar Rp 35.000,- menjadi Rp 49.000,- pada pertengahan April ini.

Sejak awal tahun, cabai rawit merupakan komoditas yang paling sering mengalami fluktuasi harga. Harga cabai rawit sempat menyentuh Rp 85.000,- pada akhir Januari lalu. Kemudian berangsur-angsur turun meskipun masih sempat naik lagi di awal April.