Obrolin Selma, Siswi TK yang Menangis Datangi Sekolahan di Malam Hari

2814
Pemerintah mengambil sejumlah kebijakan untuk memutus penyebaran Covid-19. Salah satunya, belajar dari rumah. Kebijakan itu, membuat Brigitta Selma Alexa Yuda (5), kangen lingkungan sekolah. Di malam hari, bersama orangtuanya ia mendatangi sekolah dan menangis di sana. Videonya kemudian viral di jagad maya.

Laporan S. Adi Wardhana, Probolinggo.

RAUT wajah Brigitta Selma Alexa Yuda tampak berbinar-binar ketika bertemu dengan Anita Supristiwaningsih, selaku Kepala TKIT Permata. Sudah sebulan lebih, ia tak berinteraksi dengan ustazahnya itu. Ia mengenakan seragam merah putih, seperti yang biasa ia kenakan.

“Sini sayang, kangen ya sama ustazah,” sambut Anita ketika melihat Selma diantar oleh Ulil Azmi (29), mamanya, pada Sabtu siang, 2 Mei 2020.

Bebapa menit kemudian, muncullah Prayuda Rudi, papa Selma. “Maaf terlambat, tadi masih lembur di kantor. Sejak tadi terus di telpon oleh Selma. Papa, anaknya (Selma) mau sekolah. Haah, kata saya. Dia bilang, anaknya mau sekolah diantar mama ke ustazah,” kata Prayuda membuka percakapan.

Baca Juga :   Berada di Kamar Kos, Muda-mudi ini Tetap Digelandang Polisi Meski Mengaku Telah Nikah Siri

Wartabromo.com memang sengaja mengikuti pertemuan Anita dengan orang tua Selma. Di rumah Anita di Perumahan Sumberlele F02 Kraksaan.

Di momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional, video Selma yang malam-malam ke sekolahnya menjadi viral di dunia maya.

“Iya kangen sekolah, kangen temen-temen dan juga guru. Takut lagi sekolahnya hilang,” tutur Selma yang kini sudah duduk di TK A2 dengan polosnya.

Ada 2 video yang viral, pertama berdurasi 26 detik saat Selma memandangi halaman sekolah di lingkungan Yayasan Ishlahul Ummah, Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Tempat ia belajar mengenal huruf dan angka, serta bermain dengan teman-temannya.

Ia tampak memegangi pagar sekolah, seakan-akan tidak mau beranjak lagi. “Sel, ayo pulang! Masih mau ngapain di sini? Ayo pulang!,” ajak Prayuda Rudi, ayahnya.
Yang kedua, video berdurasi 35 detik. Video kedua ini, terlihat Selma menangis dalam pelukan mamanya. Bocah kelahiran 31 Mei 2015 itu, terus dibujuk untuk pulang oleh kedua orangtuanya.
Video diambil pada Rabu, 29 April 2020 sekitar pukul 21.00 WIB.

Baca Juga :   Telusuri Jejak Kaki, Polisi Gagalkan Pencurian Sapi

“Setelah buka puasa, dia merengek terus. Minta diantar ke sekolahnya. Namanya anak-anak ya saya biarkan saja. Eh, ternyata malah jadi. Akhirnya saya putuskan untuk mengantar ke sekolahnya,” cerita Prayuda, warga Desa Sumberlele, Kecamatan Kraksaan.

Ia tidak mengira jika video yang diambilnya menjadi viral. Sebab, ia tak pernah mengunggah video tersebut ke akun media sosial miliknya. Hanya dijadikan story whatsapp istrinya. Yang kemudian oleh salah satu pengajar TKIT Permata ditunjukkan di grup WhatsApp guru dan wali murid.

“Nggak tahu bagaimana ceritanya kok bisa viral begitu. Waktu itu, memang si anaknya gak mau pulang. Kemudian saya video pendek. Dia tetap gak mau pulang, bahkan mengambil batu mau melempar kami,” cerita pria yang berprofesi sebagai advokat itu.

Baca Juga :   Puluhan Anggota Polresta Terpapar Covid-19, hingga Sanksi Pelanggar PPKM Diterapkan | Koran Online 12 Juli

“Dia mau pulang setelah saya bujuk mau dibelikan coklat. Saat pegang coklat, dia sempat bilang ‘coklatnya kan bisa dimasukin ke tas, dibawa ke sekolah’. Aduh, pikirku,” lanjut pria berusia 31 tahun tersebut.

Prayuda memperkirakan kerinduan anak semata wayangnya itu, karena sudah bisa berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Meski baru sekitar 7 bulan masuk ke taman kanak-kanak. “Di rumah dia gak punya teman, kebetulan di lingkungan perumahan saya, jarang anak kecilnya. Sehingga kalau dia pulang, pasti pelajaran yang didapat di TK langsung dipraktikkan,” tandasnya.

Di mata Anita, Selma termasuk siswa yang pandai bergaul dan supel. Sehingga mempunyai banyak teman. Aktif dalam mengikuti kegiatan, baik berhitung, mewarnai, praktik agama dan lainya. Meski awal masuk sedikit canggung, karena berada di lingkungan yang baru.