Bangil (WartaBromo.com) – Sekolah tatap muka untuk jenjang SD-SMP di Kabupaten Pasuruan nampaknya tidak akan digelar dalam waktu dekat. Pasalnya, angka kasus Covid-19 masih cukup tinggi.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Abdul Mujib Imron usai menggelar rapat bersama jajaran Dinas Kesehatan setempat. Gus Mujib, sapaan akrabnya, memastikan Pemerintah Kabupaten Pasuruan bakal tetap menggelar pembelajaran untuk jenjang SD dan SMP secara daring.
“Karena angka kasus covid-19 masih tinggi. Sekaligus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih berjalan,” kata Wabup, Kamis (21/1/2021).
Gus Mujib juga menyebut, menurut analisa Kepala Dinas Kesehatan setempat, penyebaran virus Covid-19 berasal dari klaster keluarga. Tentunya hal ini menjadi kewaspadaan dan pertinbangan untuk tidak menerapkan sekolah tatap muka.
“Analisa yang disampaikan Kadinkes kemarin berkembangnya klaster keluarga menjadi pertimbangannya,” imbuhnya.
Kendati demikian, pembelajaran untuk Madrasah Diniyah (Madin) dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) sebagian berjalan secara tatap muka. Dikonfirmasi hal itu, Gus Mujib menguraikan bahwa Pemkab memiliki pertimbangan lain.
“Melalui berbagai pertimbangan, mengacu pada SE Bupati, TPQ dan Madin berjalan dengan tatap muka karena cenderung santri dan gurunya berasal dari wilayah setempat. Dan kluster keluarga tadi harus diperhatikan untuk penyelenggara Madin dan TPQ sekaligus orang tua,” urainya.
Buru-buru, Gus Mujib menggarisbawahi dalam pembelajaran tatap muka di TPQ dan Madin, terdapat syarat yang harus diterapkan. Yakni, kuota peserta didik hanya 50 persen.
Selain itu, durasi pembelajaran juga dikurangi 50 persen. Sebelumnya pembelajara di TPQ dan Madin yang berlangsung 2 jam, juga telah dikurangi menjadi 1 jam.
“Tapi tetap dalam pengawasan dan tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya. (oel/asd)