Cerita Petani Pisang Cavendish Beromset 100 Juta Perbulan

2296

Laporan : Emil Akbar

Siapa sangka, Muhammad Sidiq (32), petani asal Dusun Lodo, Desa Kalirejo, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan sudah merasakan manisnya keuntungan dari menanam pisang cavendish.

Dalam satu bulan, omset yang dihasilkan dari menanam Pisang Cavendish bisa mencapai Rp 100 juta.

Tentu saja, keuntungan yang didapatkannya tak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Melainkan melalui proses perjuangan sampai 6 tahun lamanya.

Tepatnya tahun 2015 lalu. Sidiq mulai tertarik untuk menanam pisang Cavendish, lantaran tergiur akan permintaan pasar yang tinggi. Berbekal niat yang sungguh-sungguh, ia lantas belajar pisang Cavendish dari berbagai cara. Mulai dari googling di internet maupun langsung belajar dari petani Cavendish yang sudah berhasil.

“Pasar pisang Cavendish gak hanya di lokalan saja. Tapi sampai pasar modern. Itu yang membuat saya tertarik untuk menanam Cavendish,” kata Sidiq saat ditemui di kebunnya, Minggu (06/06/2021).

Gayung pun mulai bersambut. Setelah hampir satu tahun mencoba menanam di kebun seluas 0,5 hektar, Sidiq pun mulai belajar memproduksi pisang Cavendish agar mendapatkan pisang yang berkualitas. Yakni menghasilkan buah yang mulus, besar dan rasa yang enak. Ia pun menamakan brand pisangnya “ACA BANANA”.

Dari ketiga kualitas ini, pisang miliknya harus benar-benar mulus, lantaran konsumen akan memilih pisang yang mulus daripada yang berbintik, ada sekatan (ada garis) atau yang berukuran tak sama.

“Kalau rasa khan pasti mengikuti ketika pisangnya mulus, besar dan warnanya mengkilat. Jadi pisang saya harus mulus dulu,” terangnya.

Untuk menghasilkan pisang yang mulus, pisang yang sudah berbuah lebat langsung dikerobongi (dibungkus) plastik hingga menutupi seluruh buahnya. Pengerobongan pisang penting dilakukan agar tak ada hewan atau gesekan apapun yang membuat kulit pisang menjadi rusak.

“Dibungkusnya kalau sudah berbuah lebat. Tidak nunggu sangat besar, tapi sudah lebat dan pas untuk dikerobong,” ungkapnya.

Begitu juga dengan kebersihan kebun, hingga faktor asupan air di setiap pohon pisang adalah hal penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Diungkapkan Sidiq, pengairan, kebersihan menjadi satu kesatuan yang harus selalu diperhatikan agar pohon pisang bisa tumbuh dengan baik sesuai expektasi.

Selain itu perawatan buah yang tak kalah penting ialah pemupukan dan antisipasi hama. Buah pisang ini saat di pohon baunya sangat harum dan memancing kupu-kupu datang. Sehingga jika tak diantisipasi maka bertelur dan menjadi ulat. Akibatnya kulit buah pisang nampak tidak bersih atau burik dan membuat harganya turun drastis.

“Sama kalau kita merawat tubuh kita. Harus cukup makan dan minum. Harus sehat dan bersih biar jauh dari penyakit. Inilah yang saya terapkan pada pohon pisang saya,” ungkapnya.

Saat ini, total ada 15 hektar kebun pisang yang ia kelola, meski tidak semua adalah miliknya. Kata Sidiq, banyak mitra kerja yang mempercayakan pengelolaan pohon pisang cavendish padanya. Jikalau sudah panen, maka Sidiq akan membeli pisang tersebut untuk kemudian ia jual ke modern market (pasar modern).

“Alhamdulillah sudah keliling Jawa Timur. Mudah-mudahan banyak yang semakin kenal dengan Aca Banana,” singkatnya.

Per 1 hektar, rata-rata jumlah pisang yang ditanam sebanyak 2000 pohong dengan jarak ideal 2X2,5 meter. Saat ditanya apabila ada banyak anakan pohon yang tumbuh, Sidiq mengaku harus dilakukan penjarangan. Dimana dari 8-10 anakan yang tumbuh harus dipangkas hingga menyisakan satu atau maksimal 2 anakan saja. Hal itu dilakukan agar supplai pupuk dan vitamin yang dibutuhkan tidak kekurangan.