Baru Dipasang saat PPKM, Pagar Bambu Alun-Alun Kota Kraksaan Dijebol Warga

1130

Kraksaan (WartaBromo) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo memasang pagar dari gedek bambu di Alun-alun Kota Kraksaan. Namun, upaya mencegah kunjungan warga itu tak efektif.

Pagar gedek bambu itu, dipasang oleh beberapa petugas pada Senin siang, 7 Juli 2021. Tujuannya agar tidak ada kunjungan warga ke alun-alun yang berada di depan Kantor Bupati Probolinggo itu, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Covid-19.

“Awalnya kami tutup dua akses jalan utama dari jalur pantura di Alun-alun Kota Kraksaan sejak Sabtu kemarin, agar tidak ada kendaraan maupun warga yang lewat,” kata Kepala DLH Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi.

Barulah pada hari ini, penutupan akses secara penuh dilakukan. Petugas memasang gedek bambu karena Alun-alun Kota Kraksaan tak berpagar sejak 3 tahun yang lalu. Selain gedek bambu, dibeberapa titik taman terbuka itu, dipasang pagar besi.

Baca Juga :   Polres Probolinggo Kota Kembalikan 21 Kendaraan Hasil Kriminalitas

“Untuk menutup akses dan ada pemberitahuan, agar sementara tidak ada kunjungan dulu. Selain di alun-alun, penutupan juga dilakukan di SL Park dan taman Rondoninggo,” sebut mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) itu.

Sayang upaya itu tak efektif. Sebab seusai petugas memasang pagar, sejumlah warga mengunjunginya. Mereka tampak bermain di tengah alun-alun. Ada sebagian yang menggunakan infrastruktur berolahraga.

Warga menjebol pagar gedek bambu di sisi utara alun-alun. Pagar itu roboh dengan panjang sekitar 2 meter. Lokasinya tepat di sisi timur laut pelataran.

“Lewat sana. Di utara itu, ada yang sudah terbuka, ya lewat saja. Nggak tahu siapa yang menjebol, tadi sudah banyak warga main di alun-alun ini,” sebut salah satu warga Kraksaan yang tampak berolahraga.

Baca Juga :   Juragan Cabai Dirampok, Puluhan Juta Amblas

Terkait pengawasan pengunjung Alun-alun Kota Kraksaan, Dwijoko menyebut hal itu sudah sudah bukan tanahnya. Pijaknya berkoordinasi baik dengan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP), Dinas Perhubungan (Dishub) dan kepolisian serta TNI untuk pengawasan para pengunjung. Agar ada operasi atau penertiban di waktu tertentu.

“Kami khawatir ada yang nekat masuk, apalagi suasananya sepi. Nantinya takut juga kalau dibuat kesempatan, seperti pacaran atau mabuk-mabukan,” tandas mantan Kasatpol PP tersebut. (cho/saw)