Jembatan Cinderella Bromo Belum Akan Dibuka, Ternyata Pemerintah Masih Melakukan Ini

305

Probolinggo (WartaBromo.com) – Pembangunan Jembatan Kaca Seruni Point di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru, Probolinggo telah rampung pada akhir 2022.
Sebelum dibuka untuk umum, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan uji beban (loading test) pada Jembatan Kaca Seruni Point (prototype).

Uji coba itu diumumkan lewat akun instagram pada akhir pekan kemarin. “Uji ini bertujuan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi wisatawan saat jembatan dioperasikan nanti,” tulis mereka.

Sejatinya uji beban terhadap jembatan Cinderella ini digelar pada 16 Desember 2022. Pengujian ini disaksikan perwakilan Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Probolinggo dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo.

Waktu itu, tim Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) menggunakan total beban sebesar 7 ton atau setara 100 orang. Beban dimaksud menggunakan karung berisi pasir seberat 70 kg atau merepresentasikan berat 1 orang dewasa. Karung-karung itu diletakkan di lantai jembatan dengan jarak masing-masing 75 sentimeter. Beban itu, hanya 10 persen dari desain daya tahan jembatan gantung kaca.

“Untuk mendapatkan data performa struktur dan kawat-kawat baja pada jembatan selebar 1,8 meter dan 3 meter ini,” kata Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) Kementerian PUPR Fahmi Aldiamar dalam dalam siaran pers, dikutip Minggu (8/1/2023).

Selain itu terdapat lima siklus pengujian dengan berat beban yang beberapa kali dilakukan. Pertama, dilakukan dengan berat beban 0%. Kedua, pengujian dengan menggunakan berat beban 50%, kemudian pengujian ketiga dilakukan dengan berat beban 100%. Selanjutnya pengujian kembali dengan berat beban 50% dan yang terakhir pengujian dengan berat beban 0 %.

Fahmi juga menjelaskan loading test juga mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan frame baja jembatan. Hal ini dilakukan untuk mengukur frekuensi struktur dan regangan kabel, BGTS menggunakan alat accelerometer dan strain gauge.

Sementara untuk pengetesan kekuatan kaca, pihaknya telah melakukan uji laboratorium milik BGTS di Bandung, Jawa Barat. Kaca laminated tempered yang digunakan sudah diuji di laboratorium dan hasilnya sudah sangat kuat. Saat terjadi kerusakan, tidak akan langsung pecah berkeping-keping, namun pecahan berbentuk kubus-kubus kaca.

“Hasil pengujian beban Jembatan Kaca Seruni Point (prototype) akan dievaluasi Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian PUPR dan itu membutuhkan proses yang cukup lama. Dimulainya atau beroperasinya jembatan kaca Seruni Point itu ditentukan langsung Kementerian PUPR,” tandas Fahmi.

Jembatan kaca ini merupakan destinasi yang memacu adrenalin. Menghubungkan terminal wisata Seruni Point dengan kawasan Shuttle Area yang menghadap Gunung Bromo, Batok, dan Semeru. Oleh karena itu, jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke KSPN Bromo-Tengger-Semeru. (saw/ono)