Peneliti Temukan Jejak Permukiman Kuno di Ranu Grati

859

Pasuruan (WartaBromo.com) – Danau atau Ranu Grati memiliki jejak sejarah yang panjang. Bahkan, danau ini sempat menjadi kawasan permukiman di zaman batu, sebelum aksara ditemukan.

Kesimpulan itu terungkap dari riset yang dilakukan Tim Arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta. Mengutip laporan Mongabay, situs penyedia berita sains dan lingkungan, orang-orang kuno itu diperkirakan mendiami sekitar Ranu Grati di 10.000-5000 sebelum masehi (SM).

“Itu yang kami temukan. Ini menandakan bahwa jauh sebelumnya, daerah tersebut memang ada peradaban,” kata Ketua Tim Peneliti, Gunadi Kasnowihardjo, dikutip dari Mongabay.

Gunadi mengatakan, sebelumnya, memang banyak penelitian untuk mengetahui pola permukiman masyarakat terdahulu di sekitar ranu. Selain Ranu Grati, beberapa ranu lain di Jawa Timur juga menjadi obyek penelitiannya, seperti di Ranu Bedali di Probolinggo dan Ranu Klakah di Lumajang.

Hasil dari rangkaian penelitian itu merujuk pada satu kesimpulan yang kurang lebih sama. Bahwa pada masanya, daerah-daerah di sekitar ranu merupakan pusat kehidupan masyarakat kuno. “Itu dibuktikan dengan ada jejak-jejak kehidupan masyarakat di zaman kuno di sekitar ranau atau danau itu,” katanya.

Artefak yang ditemukan disekitar Ranu Grati.

Ranu Grati merupakan danau vulkanik di sisi timur Kabupaten Pasuruan. Secara administratif, danau seluas 107 hektar ini meliputi empat desa, yakni, Desa Grati Tunon, Ranu Klindungan, Sumberdawesari dan Cukur Gondang yang semua berada di Kecamatan Grati.

Fokus penelitian Gunadi di sekitar Desa Grati Tunon. Hal tersebut berdasarkan pada banyaknya temuan artefak di desa ini. Seperti temuan beliung di Dusun Krikilan dan fragmen tembikar, bandul jala terakota, lumpang dari batu, di Dusun Parasan. Di dusun ini pula ada makam diduga menjadi cikal bakal permukiman saat ini.

Beberapa temuan itu, terang Gunadi, mengonfirmasi penelitian geologi sebelumnya yang mendapati adanya jejak terasiring. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada masa lalu terdapat kegiatan pertanian oleh masyarakat setempat.

Jurnal Berkala Arkeologi terbitan Balai Arkeologi Yogyakarta volume 32 Edisi Nomor 1/Mei 2012 sedikit menjelaskan lebih detail teknik pengumpulan data dari riset yang dilakukan Gunadi ini. Dimana, pengumpulan data dilakukan melalui survei permukaan, baik secara arkeologi, geologi, dan juga eskavasi.

Pada survei arkeologi, Gunadi banyak menemukan beberapa data bersifat tangible. Seperti beliung persegi, di wilayah Desa Grati Tunon, terutama di lokasi tegalan di tepian Danau Grati yang sekarang merupakan areal penambangan pasir.

Hasil pendataan oleh tim arkeologi mendapati setidaknya ada tujuh buah beliung yang ditemukan di area penambangan pasir tersebut. Salah satu di antaranya berukuran besar dengan bentuk penampang yang berbeda dengan beliung yang berukuran lebih kecil.

Lalu ada juga beliung dengan warna hijau tua dan sempat menjadi koleksi warga Dusun Krikilan, Desa Kalipang, Kecamatan Grati. Beliung ini memiliki dimensi panjang 7,5 sentimeter, lebar mata kapak 4,5 sentimeter, dan lebar bagian pangkal 3,5 sentimeter.

Pada bagian mata kapak didapati restouch atau perimping yang itu mengindikasikan bila beliung tersebut pernah digunakan sebelumnya. “Ini ditemukan di area persawahan sekitar danau,” kata penulis buku Manusia dan Ranu: Kajian Arkeologi Permukiman ini.

Di antara beliung-beliung yang ditemukan itu, koleksi warga Dusun Krikilan paling besar. Dari ukurannya, benda sejarah ini memiliki panjang 29 sentimeter dengan ketebalan 2,7 sentimeter. “Kalau melihat ukurannya, kemungkinan untuk memotong kayu atau mencangkul lahan pertanian.”