Surabaya (WartaBromo.com) – Jawa Timur (Jatim) mengalami penurunan signifikan dalam pasokan pupuk subsidi selama tiga tahun terakhir. Sangat mengkhawatirkannya keberlangsungan pasokan pangan.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Jatim menunjukkan penurunan drastis sekitar 40 persen pada 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 963.847 ton.
Dalam 3 tahun terakhir, pasokan puluk bersubsidi di Jatim yakni sekitar 2,3 juta ton pada 2021. Kemudian pada 2022 menurun jadi 1,9 juta ton, dan 2023 merosot jadi 1,6 juta ton.
“Penyebabnya alokasi pemerintah pusat. Karena bukan kita yang menentukan tapi Kementerian Pertanian. Dasarnya alokasi anggaran dari Kementerian Keuangan,” ujar Kepala DPKP Jatim, Dydik Rudy Prasetya, dilansir dari suarasurabaya.
Provinsi Jatim, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah pusat terkait alokasi pupuk subsidi. Rudy menyebut penurunan ini tidak hanya dialami oleh Jatim, melainkan juga terjadi di provinsi lain secara nasional.
Rudy mengkhawatirkan penurunan jumlah pupuk subsidi dapat berdampak negatif pada pemupukan pertanian di Jatim. Jika pemupukan tidak merata, berpotensi menyebabkan penurunan produktivitas.
“Kalau dijumlah areal kita yang luas, pasti ada penurunan produksi di Jatim. Itu yang tidak kita harapkan,” lanjut Rudy.
Selain itu, penurunan alokasi pupuk subsidi berpotensi meningkatkan biaya produksi pertanian dan berdampak pada kenaikan harga beras di Jatim.
Pemerintah Provinsi Jatim telah merespons situasi ini dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengirim surat ke Kementerian Pertanian. Meminta penambahan alokasi pupuk subsidi.
Rudy berharap agar langkah-langkah ini dapat dilakukan untuk mendukung petani. Mencegah dampak negatif lebih lanjut terhadap sektor pertanian di Jatim. “Moga-moga ditambah, kasihan petani kita,” tandasnya. (saw)