Kopi Gunung Ringgit Berburu Sertifikat Jadi Ikon Kopi di Dunia

2568
Foto: Emil/wartabromo.com

Prigen (wartabromo) – Para petani Kopi Arabica maupun Robusta ‘Gunung Ringgit’ khas Kelurahan Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan memimpikan untuk mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis dari pemerintah pusat.

Menurut para petani, sertifikat kopi cita rasa kopi terbaik se-jatim tahun 2012 lalu tersebut mempunyai perlindungan hukum atas oknum-oknum yang ingin merusak mutu dan cita rasa Kopi Arabika Gunung Ringgit, dengan kopi yang kualitasnya rendah.

“Kalau kita punya sertifikat, maka kopi khas kelurahan ledug benar-benar akan diakui bukan hanya oleh jawa timur dan nasional saja, melainkan sebagai “Ikon Kopi Dunia” khas Kabupaten Pasuruan,” ujar Abdul Karim (46), Ketua Kelompok Tani Mulyorejo, Kelurahan Ledug.

Diakuinya, seluruh petani di kecamatan prigen akan berjuang untuk memenuhi persyaratan utama, yakni luas lahan yang mencapai minimal 2000 hektar. Sedangkan di Ledug sendiri baru 309 hektar, itu artinya masih kurang 1691 hektar lagi yang harus dipenuhi.

Baca Juga :   Berikut Data Para Pengendara Motor, Korban Bus Pariwisata Alami Rem Blong

“Kalau kita bergabung se-kecamatan prigen, maka luas lahan yang menjadi persyaratan bisa kita penuhi. Akan tetapi, kita butuh dukungan dari pemerintah kabupaten pasuruan,” imbuhnya.

Sampai sejauh ini, baik karim dan petani kopi lainnya, telah merintis usaha kopi sejak tahun 1997 lalu, mulai dari pembibitan sampai proses produksi hingga mencapai 20 ton per tahunnya untuk hasil panen kopi robusta basah, dan 20 ton untuk kopi Arabica basah.

Karim sendiri memiliki lahan kopi seluas 2 hektar, di mana per sekali panen, dirinya dapat menghasilkan antara 1-1,5 ton dari sekitar 1600 pohon kopi minimal berusia 2 tahun.

“Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya dari biji kopi berkualitas secangkir kopi bercita rasa tinggi bisa tersaji di meja kita,” kata Karim saat ditemui di kebun kopi miliknya, Selasa (16/04).

Baca Juga :   1.439 Madrasah Diniyah Disiapkan untuk Program Wajib Madin

Menurutnya,  buah kopi yang telah dipanen harus segera diolah untuk mencegah terjadinya reaksi kimia yang bisa menurunkan mutu kopi. Hasil panen disortasi dan dipilah berdasarkan kriteria tertentu, sementara buah kualitas prima bila diolah dengan benar, maka secara otomatis  akan menghasilkan biji kopi bermutu tinggi dengan harga yang menjanjikan.

Kata Karim, harga kopi robusta basah dijual dengan harga Rp 3000-Rp 4000/kg, sedangkan kopi OC atau kupasan bisa sampai Rp 20.000/kg, selanjutnya untuk kopi robusta bubuk, dirinya menjual hingga Rp 80.000/kgnya.Sementara untuk harga kopi Arabica basah biasanya dijual dengan harga Rp 5000-Rp 6000, disusul dengan kupasan yang mencapai Rp 27.000-Rp 40.000, serta untuk kopi bubuknya dijual hanya dengan harga Rp 65.000.

Baca Juga :   Anggarkan Rp 30 M per Tahun, Gus Irsyad Wanti-wanti RTLH Tepat Sasaran

“Ada juga harga kopi bubuk kemasan yang kami jual mulai dari Rp 70.000 untuk yang biasa, kemudian kopi kemasan super kami hargai Rp 80.000, dan premium yang paling mahal yakni Rp 90.000,” ucapnya. (eml/yog)