Penantian Panjang, Perempuan Berumur 99 Tahun Ini Akhirnya Naik Haji

652
Sukarni, calon jamaah haji berusia 99 tahun asal Kabupaten Probolinggo

Probolinggo (wartabromo) – Penantian panjang Sukarni, perempuan berusia 99 tahun asal Desa Pondok Wuluh Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo untuk bisa melaksanakan rukun Islam kelima akhirny terwujud. Mendaftar sejak 5 tahun lalu, ibu 12 anak ini berangkat haji tahun ini.

Sukarti akan berangkat bersama 567 Calon Jamaah Haji (CJH) yang akan berangkat pada 19 dan 20 September 2014 nanti. Ia merupakan CJH tertua.

Sebagai perempuan yang sudah memasuki usia senja, tidak banyak aktifitas yang ia lakoni. Setiap hari ia hanya menyiram halaman rumah serta menjaga cucunya yang saat ini mencapai 89 orang.

Dengan logat Madura kental, Sukarni berkisah bahwa sebelum suami, Supatmo, meninggal dunia pada 2006 lalu, sempat berpesan padanya untuk menunaikan ibadah haji.

Baca Juga :   Sebut Tak Ada Kendala, KPU Kabupaten Pasuruan Sudah Distribusikan Logistik di 23 Kecamatan

Sejak mendapat pesan itu, ia mengaku bingung karena selain tidak punya uang, mereka hanya mengantungkan hidup pada putra ketiganya, Sutikno. “Anak-anak saya yang lain tidak ada, semuanya sudah kerja di luar negeri tapi tidak mengirim uang,” katanya, Senin (8/9/2014).

Karena sudah menjadi permintaan terakhir suaminya, Sukarni nekat menyampaikan keinginanya kepada Sutikno. Mendengar permintaan sang ibu, Sutikno langsung mengajaknya ke salah satu bank penerima setoran awal haji. Saat itu setoran awal untuk mendapat porsi sebesar Rp 20 juta. Selain mendaftarkan ibunya, Sutikno juga ikut mendaftar.

“Syukur keinginan dan nadar sang bapak bisa dipenuhinya,” jelasnya sambil meneteskan air mata.

Setelah melunasi setoran awal, dan menyelesaikan seluruh proses administrasi pendaftaran di Kantor Kementerian Agama dan diberitahu akan berangkat tahun 2014 atau 5 tahun sejak mendaftar.

Baca Juga :   Selain Buku Jihad, Densus 88 Sita 2 Paspor Malaysia Milik Terduga Teroris di Pandaan

Sukarni pun sadar bahwa usianya pun sudah tidak muda lagi, nyawanya pun sewaktu-waktu bisa dijabut. “Kalau masih muda menunggu 5 tahun mungkin terasa cepat, kalau bagi saya sangat lama,” ujarnya.

Setelah lama menunggu dan kini tinggal beberapa hari, persiapan khusus yang ia lakukan  adalah mengurangi kegiatan fisik, seperti menyiram halaman. “Jika sebelumnya pagi dan sore, sekarang pagi saja,” katanya.

Ia sangat berharap sesampainya di Makah nanti bisa melihat Ka’bah dengan jelas. Hal itu yang ia impikan selain mendapatkan haji yang mambrur. (rhd/fyd)