Kelirumologi Pasuruan Maslahat

4225

Filosofi Yuk Maslahah penjual gorengan ibarat benar. Ia berdedikasi menolong keuangan keluarga keluarga sebagai bagian dari kinerja ekonomi. Ia membanting tulang demi sekolah anak-anaknya, adalah wujud tanggung jawab pendidikan terhadap generasi muda. Agaknya, maslahat perlu ditinjau ulang agar mencapai tujuannya. Memasuki tahun ke-2 pemerintahannya Bupati Pasuruan harus tegas mengevaluasi kinerja setiap SKPD. Setahun waktu lebih telah berlalu, adakah kiranya kata maslahat yang sudah tersebar itu berujung pada harapan maslahat sesungguhnya. Ataukah hanya merk di luar kemasan. Isinya tak berkualitas setara judulnya. Karena kata maslahat berbalik kata dengan mudharat. Artinya, kemunduran dan tidak membawa faedah kebaikan. Kalo ternyata kejadian terjadi sebaliknya, sebaiknya direview ulang.

Baca Juga :   Pengadilan Perintahkan Jaksa Buka Blokir Rekening PT PaMi

Maslahat itu pesan rakyat. Seperti halnya Pak Jokowi bermimpi Indonesia Hebat. Harus ada tolok ukurnya. BBM naik berarti tidak hebat. Harga bakan pokok tak terkendali berarti tidak hebat. Anggaran pendidikan kacau, berarti belum hebat. Maka kata maslahat juga bernasib sama. Harusnya bukan sekedar tersembul dalam spanduk dan sambutan. Tapi bukti banyak rakyat bicara bahwa ia merasakan sentuhan kemaslahatan itu. Bahwa memang benar maslahat itu mulai membumi di Kabupaten Pasuruan, setidaknya perlu dibuktikan lewat program Desa Maslahat, yang kini entah sampai di mana. Untuk kemudian maslahat harusnya meranah ke hal apa saja yang terus beranjak jadi manfaat bagi masyarakat. Bukan hanya lewat kata tipuan belaka. Bukan hanya sekedar judul-judulan saja. Karena  terhadap ‘Gerakan Setor Muka’ macam begini Pak Bupati tak mudah percaya. | Akhmad Bayhaqih Kadmi