Jelang Nyepi, Warga Hindu Tengger Gelar Melasti

1638

Sukapura (wartabromo,com) – Menjelang Nyepi, umat Hindu di lereng Gunung Bromo melaksanakan rangkaian upacara Melasti yang dilakukan di mata air Widodaren, Sabtu (25/3/2017). Ribuan umat dari menghadiri ritual penyucian diri menjelang caturbrata Nyepi.

Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) telah menetapkan Sabtu, sebagai hari untuk ritual Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939. Ribuan umat Hindu melakukan Melasti sejak pagi hingga sore hari. Mereka berduyun-duyung menuju ke mata air Widodaren yang disakralkan dengan membawa sarana dan prasana persembahyangan yang disucikan. Seperti pratima dan senjata berupa tombak dan cakra. Setiap desa datang secara bersamaan untuk menggelar ritual ini, baik dari Brang Wetan (Probolinggo) dan Brang Kulon (Pasuruan), bahkan juga dari Bali.

Baca Juga :   Berkas Kasus Pungli PTSL Desa Sokaan Segera P21

“Melasti adalah rangkaian ritual sebelum umat Hindu melaksanakan caturbrata penyepian yang dititikberatkan pada upacara pembersihan. Baik itu pembersihan diri maupun barang atau harta benda,” ujar Ketua PHDI Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto.

IMG-20170325-WA0131

Bagi suku Tengger, ritual Melasti sangat berarti dalam perjalanan spiritualnya. “Ketika mengikuti ritual ini, jiwa saya terasa sangat tentram. Merasa enteng dan kembali suci seperti saat dilahirkan ke dunia ini,” tutur salah satu warga Rahayu.

Dalam rangkain Melasti ini, umat Hindu tak hanya berdoa dan menyucikan diri serta barang, mereka juga mengambil air suci. Air ini diambil dari Gua Widodaren yang berada diatas gunung. Air tersebut kemudian dibawa pulang ke rumah masing-masing untuk mensucikan barangnya.

Baca Juga :   Aksi Pencurian HP dengan Modus Jadi Pembeli Terekam CCTV

Setelah ritual Melasti, selanjutnya umat Hindu akan menggelar upacara ‘Tawur Agung’ yang dilaksanakan pada hari tilem kesanga yang jatuh pada Senin (27/3/2017). Untuk wilayah Brang Wetan akan dilaksanakan di Curah Kendil, Desa Sumber Anom, sedang untuk Brang Kulon dilaksanakan di Tlogosari, Tosari.

Dalam Tawur Agung atau Tawur Kesanga, dimeriahkan dengan atraksi pawai ogoh-ogoh (patung raksasa) keliling desa. Ogoh-ogoh merupakan simbol angkara murka akan dimusnahkan dengan dibakar atau pralina. (saw/saw)