Kasus Penganiayaan Tukang Ojek Bermotif Cinta Segitiga, Polisi Masih Memburu Pelaku

1361

Probolinggo (wartabromo.com) – Kasus penganiayaan dengan senjata tajam pada Suliadi (30) diduga bermotif asmara, cinta segitiga. Polisi sampai saat ini juga masih memburu pelaku, diperkirakan lima orang penganiaya tukang ojek asal Desa Lumbang, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo itu.

Kapolsek Lumbang, AKP Bambang Soegiharto
menuturkan, dugaan asmara terkait motif pengeroyokan hingga berujung luka-luka akibat tebasan senjata tajam terhadap tukang ojek itu menguat.

Dari upaya penyelidikan, didapat keterangan, jika salah satu pelaku cemburu kepada korban, karena memacari istrinya.

“Untuk sementara motifnya diduga karena asmara,” kata Bambang, Sabtu (11/11/2017).

Dugaan cinta segitiga sebagaimana diungkapkan mantan Kasatlantas Polres Probolinggo ini diperkuat oleh Ahmad, salah satu warga Desa Lumbang.

Baca Juga :   Penerimaan CPNS 2018, Ada 256 Formasi di Kota Pasuruan

Dikatakan Ahmad, Suliadi sudah beberapa bulan ini menjalin hubungan asmara dengan Mawar (bukan nama sebenarnya), istri Sanom, warga Desa Tandon Sentul.

Diketahui, kehidupan rumah tangga Sanom dan Mawar saat ini tengah retak. Meski belum resmi cerai, keduanya dalam beberapa waktu terakhir sudah pisah ranjang.

“Hubungan itu sudah diketahui oleh warga sekitar. Jadi warga tidak heran ketika ada kejadian seperti itu,” tutur Ahmad.

Sementara, hingga Sabtu (11/11/2017) siang, Kepolisian Sektor (Polsek) Lumbang, belum mampu menangkap Sanom dan kelompoknya.

Sanom dan empat rekannya, yang diduga sebagai pelaku penganiayaan pada Suliadi, sepertinya tengah bersembunyi. Unit Reskrim Polsek Lumbang dan Tim Buru Sergap (Buser) Polres Probolinggo, masih memburu komplotan itu.

Baca Juga :   Korban Banjir Tiris Belum Mendapat Bantuan

Polisi juga telah memastikan, mengetahui identitas maupun ciri-ciri seluruh pelaku, yang diperkirakan berjumlah lima orang itu.

Sebagaimana diwartakan, Suliadi seorang tukang ojek, dikeroyok hingga luka-luka akibat tebasan celurit. Diketahui Ia menjadi korban oleh kelompok Sanom saat menjemput Lukman (7) dari sekolahnya, pada Jumat (10/11/2017) sekitar pukul 10.00 WIB. (fng/saw)