Dikira Teroris, Jurnalis Wartabromo Didatangi Polisi Bersenjata

903


Probolinggo (wartabromo.com) – Kasus bom di Bangil, Kabupaten Pasuruan pada Kamis (5/7/2018), membuat kepolisian di berbagai daerah meningkatkan kewaspadaan. Salah satunya di wilayah hukum Polres Probolinggo. Jurnalis wartabromo.com didatangi anggota polisi bersenjata lengkap karena dikira jaringan teroris.

Ceritanya, jurnalis wartabromo.com wilayah Probolinggo yakni S. Adi Wardhana, beristirahat di depan Mapolresta Probolinggo di jalan raya Desa Sukomulyo, Kecamatan Pajarakan, pada Kamis sekitar pukul 16.42. Ia kemudian melakukan video call dengan anak istrinya untuk menanyakan kabar di rumah. Usai bercengkrama dengan keluarga, ia tidak menutup teleponnya, melainkan membuka file pdf.

Saat membaca file itu, tanpa disadari ada 3 polisi mendatanginya, sekitar pukul 16.45. Satu polisi bersenjata lengkap dari arah kiri dan 2 lainnya dari sisi kanan.

Baca Juga :   Akses Antar Kecamatan Terhambat, Pasca Pohon Asam Tumbang

“Pak, Pak, Pak,” sapa polisi berpangkat brigadir dua yang datang dari sisi kanan.

Dengan reflek, jurnalis wartabromo.com membuka masker penutup wajah. Tindakan itu dilakukan agar wajah dapat dikenali oleh angggota Sabhara yang bersenjata laras panjang itu. Sebab, secara insting teringat dengan kasus meledaknya bom di Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan pada siang harinya.

“Oalah mas, tak kira siapa. Soalnya tadi kelihatan moto-moto mako, dan pake masker serta ngendong tas. Ya saya kira teroris, ternyata bolo dewe. Pantesan, tadi kita seperti kenal dengan sepeda merah ini (motor cs1 butut, red),” ujar brigadir itu dengan ramahnya.

Jurnalis wartabromo.com sendiri mengapresiasi langkah waspada dari anggota Sabhara tersebut.

Baca Juga :   Dewan Kecewa Tak Dilibatkan Penanganan Gafatar di Pasuruan

“Patut diacungi jempol dengan langkah rekan kepolisian tersebut. Mereka menyapa kita dengan ramah, namun tetap dengam kewaspadaan tinggi. Mengingat saat ini, terjadi ledakan yang diduga bom di Pasuruan,” kata pria yang akrab di panggil Ni Sun ini.

Kewaspadaan tinggi itu, menurut Kapolres Probolinggo AKBP. Fadly Samad, sebenarnya sudah dilakukan sejak adanya kasus ledakan bom di Surabaya yang diduga terkait terorisme. Hingga kini, status siaga 1 belum juga dicabut. Dengan status tersebut, pihak kepolisian memperketat penjagaan di kantor dan pos polisi.

“Kami tetap bersiaga, apalagi tadi ada kasus ledakan di Pasuruan. Warga yang berkunjung maupun yang beristirahat di depan Mapolres, sebaiknya tidak menggunakan masker atau penutup wajah lainnya. Sehingga mudah dikenali oleh anggota. Serta jangan lupa membawa identitas diri,” kata mantan Kapolres Tuban ini. (saw/saw)