“Candi” Ditemukan saat Pemilik Lahan Bercocok Tanam

4825

Prigen (wartabromo.com) – Susunan batu bata, sebelumnya terpendam di dalam tanah, gegerkan warga Desa Candiwates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Material yang tersusun mirip potongan candi itu ditemukan pertama kali oleh pemilik lahan saat bercocok tanam.

Lahan di Dusun Kalongan Wetan, Desa Candiwates, Kecamatan Prigen itu, diketahui milik seorang petani bernama Prawoto (47).

Diceritakan, temuan itu bermula saat Prawoto mencangkul, hendak menggemburkan tanah agar dapat menanam bawang prei, pada Minggu (19/8/2018) lalu.

Beberapa saat, kegiatannya terhenti karena alat yang digunakan seperti membentur benda keras. Iapun mengeceknya dan menemukan bata berukuran cukup besar.

Bata yang dibongkarnya waktu itu, tak lumrah. Bentuknya kotak, berukuran sekitar lebih 40×25 sentimeter dengan ketebalan kurang dari 5 sentimeter.

Baca Juga :   Usung Tema Jalesveva Jayamahe, Carnival On The River Perteguh Kampanyekan Lingkungan

Ternyata, bata itu tidak hanya satu, karena ia masih mendapatinya, seakan menumpuk dan tersusun rapi.

Penasaran, Prawoto terus mencoba mengambil tiap buah batu bata, hingga mencapai lebih 30 bata.

Kegiatan bercocok tanamnya itu kemudian dihentikan dan ia berlari ke rumahnya, menceritakan temuannya ke sanak keluarga dan tetangga. “Terus saya disarankan lapor ke Pak Lurah,” ujar Prawoto, Rabu (22/8/2018).

Mengetahui hal itu, pihak desa kemudian meminta menghentikan rencana tanamnya sekaligus menutup lokasi temuan itu. Permintaan itu disampaikan karena apa yang berada di lahan miliknya, bisa jadi sebuah bangunan candi atau bangunan lain yang dilindungi.

Baca juga: Geger Temuan “Candi” di Candiwates

Baca Juga :   Siswa Pasuruan: Save The Tree!

Namun tetap saja, sejak saat itu, warga terus berdatangan ke lokasi lahan milik Prawoto, untuk melihat kejelasan bentuk bata menyerupai susunan bangunan candi itu.

Temuan ini telah direspon oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan, untuk diketahui kemungkinan susunan bata itu merupakan bangunan candi atau bangunan lain, yang bisa disebut sebagai cagar budaya. (ono/ono)