Senam Sarungan Santri Probolinggo

2238

Probolinggo (wartabromo.com) – Ribuan santri di Probolinggo melakukan senam massal pada Selasa (18/9/2018). Uniknya senam bersama itu, menggunakan sarung yang biasa dikenakan saat menimba ilmu sehari-hari.

Ada pemandangan tak biasa di lapangan Ayaman Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, pada Selasa pagi. Sekitar 5.000 santri, berkumpul bersama bukan untuk mengaji kitab kuning, melainkan untuk melaksanakan senam pagi.

Uniknya, para santri putra ini tak mengenakan pakaian senam pada umumnya, seperti celana training, kaos dan sepatu. Para santri hanya menggunakan sarung dan kaos oblong saja. Alas kakinya pun berupa sandal jepit, bahkan ada yang bertelanjang kaki.

Meski sederhana, hal itu tak menyurutkan semangat para santri untuk olah jasmani. Sekitar 60 menit, santri tetap enerjik mengikuti instruktur senam dan irama musik pengiring. Sebab, bagi santri, senam kesegaran jasmani sangat bermanfaat bagi kebugaran santri. Terutama di tengah padatnya aktivitas menimba ilmu.

Baca Juga :   Rambu Peringatan Tak Berfungsi, Warga Kanigaran Disambar Kereta

“Manfaatnya itu bisa menjaga tubuh kita dari penyakit. Tubuh kita selalu sehat dalam menjalani kegiatan-kegiatan di pondok ini yang selalu padat. Agar selalu fit, di selasa pagi ini selalu dilaksanakan senam agar badan sehat,” tutur Muhamad Faruq, salah satu santri Ponpes Nurul Jadid.

Menurut Kepala Ponpes Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, senam merupakan salah satu olahraga yang dikembangkan oleh semua kalangan termasuk di Pondok Pesantren. Namun untuk saat ini, yang rutin melaksanakan adalah santri putri. Sementara untuk santri putra belum dilakukan secara massal seperti saat ini.

Selain sebagai bagian dari olahraga kesehatan, senam sarungan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam menyongsong Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober nanti. Diharapkan, kegiatan pra HSN ini, semakin menambah semangat para santri untuk menimba ilmu.

Baca Juga :   BPBD Droping Air Bersih Ke 1.700 KK Terdampak Longsor Madakaripura

“Untuk even kali ini, ada dua momentum yang sebenarnya yang berkaitan dengan ini. Yang pertama adalah peringatan hari santri yang sebenarnya masih oktober nanti dan ini kegiatan pra-nya. Kedua adalah pendidikan politik, yang menegaskan kesadaran dalam event 2019 nanti,” ungkap Kiyai Hamid. (saw/saw)