Korban Banjir Tiris Belum Mendapat Bantuan

834

Probolinggo (wartabromo.com) – Hingga hari kedua, korban bencana banjir dan tanah longsor di Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris, Probolinggo, belum menerima bantuan pangan. Sejumlah warga pun mengeluhkan lambatnya bantuan.

Warga Dusun Kedaton yang terdampak banjir bandang, mulai mengangkut barang yang bisa diselamatkan. Barang-barang itu dipindahkan ke rumah saudaranya yang tempatnya lebih tinggi. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kerugian yang akan diderita mereka, jika kembali dilanda banjir.

Sayangnya hingga Rabu (12/12/2018) pagi, sejumlah warga mengaku belum menerima bantuan dalam bentuk apapun. Terutama bahan pangan atau masakan cepat saji. “Belum ada, ya makanan yang kami butuhkan. Makanan ya dibantu sama tetangga yang di atas. Kalau dari pemerintah ndak ada,” kata pasutri Burianto dan Endang, kompak, Rabu (12/12/2018).

Baca Juga :   Begini Kondisi Pabrik Kerupuk yang Terbakar Semalam

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Agus Subiyanto. Ia mengatakan sedikitnya ada 8 Kepala Keluarga (KK) di RT 11 RW 4 Dusun Kedaton kesulitan mendapatkan pasokan makanan. Sebab, bahan pangan yang mereka miliki hanyut dibawa air. Tak hanya itu, peralatan memasak pun hilang bersama dengan barang lainnya.

“Sampai saat kami belum menerima bantuan makanan, semisal mie instan. Untuk makan, kami dibantu atau dikirim oleh saudara yang jauh dari lokasi ini. Sehingga kami sangat membutuhkan bantuan makanan cepat saji, bukan beras. Kalau boleh ya dapur umum di sini, sebab rata-rata peralatan dapur terbawa air,” terang Agus.

Menurutnya, selain makanan cepat saji, warga juga membutuhkan genset. Sebab aliran listri dari PLN terputus dan hingga saat ini belum juga tersambung. “Kalau malam galap gulita. Sementara hujan masih turun, sehingga kami tidak bisa melihat atau memperkirakan kondisi di sekitar,” kata Agus.

Baca Juga :   Pabrik Triplek di Beji Terbakar

Kebutuhan lain yang diperlukan oleh korban bencana banjir dan tanah longsor adalah tenda atau posko kesehatan. Bukan tenda pengungsian untuk tidur bagi korban bencana. “Kami tidak butuh tenda pengungsian, karena warga menumpang ke rumah saudara, selama vencana ini berlangsung,” tandas pemilik Airlangga Adventure ini. (saw/saw)