Laporan Investigasi Dana Hibah Kabupaten Pasuruan Di-Launching KPK

2682

Sebagai gambaran adalah adanya penyikapan berbeda oleh masyarakat terhadap pelaku korupsi dengan pelaku kriminal biasa, seperti pencuri motor.

“Coba Anda bayangkan, kenapa masyarakat suka ingin mukulin kalau ada pencuri motor yang ketangkep. Tapi, terlihat biasa saat mendapati pejabat yang tertangkap karena korupsi?” tanya Ade.

Jawabnya, menurut Ade, karena masyarakat belum paham betul dampak dari korupsi. “Padahal, karena korupsi, hak masyarakat untuk menikmati pendidikan dan layanan kesehatan berkualitas terhalang karena duitnya dikorupsi,” jelas Ade.

Apresiasi Hasil Investigasi Jurnalis

Sementara itu, seusai diskusi, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan peluncuran buku berjudul ‘Mangawasi Hibah dan Bansos Derah’ yang ditulis enam jurnalis di Jawa Timur. Dalam kesempatan itu, Direktur Eksekutif Jaring, Eni Mulia mengapresiasi kerja enam jurnalis yang berhasil mengungkap praktik abu-abu penggunaan dana hibah dan bansos itu.

Baca Juga :   Membangun Etika Intelektual Dosen Terhadap Mahasiswa

“Banyak harapan yang digantungkan terhadap media. Dan kerja-kerja investigasi seperti ini merupakan bagian dari usaha memenuhi harapan-harapan itu, di tengah banyaknya newsroom media yang tidak lagi independen,” kata Eni.

Peluncuran buku itu sendiri ditandai dengan penyerahan buku secara simbolik oleh Atase Pers Kedutaan Besar Amerika Serikat, Rakesh Surampudi kepada keenam jurnalis penulis buku tersebut. Buku setebal 195 halaman itu merupakan hasil kerjasama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember bersama Kedutaan Besar Amerika.

Diantara laporan tersebut, investigasi WartaBromo berjudul ‘Dana Hibah Kabupaten Pasuruan Rawan Masalah’ juga dinobatkan sebagai laporan terbaik. Dimana, dalam laporan ini, WartaBromo banyak mengupas temuannya tentang sejumlah penerima hibah yang dinilai belum memenuhi syarat.

Baca Juga :   Soal OTT di Pasuruan, Ini Kata KPK

Baca : Dana Hibah Kabupaten Pasuruan Rawan Masalah

Menutup diskusi tersebut, Direktur Eksekutif Jaring, Eni Mulia mendorong perusahaan media untuk lebih aktif mencegah korupsi. Utamanya kepada media lokal agar lebih aktif ikut mengawasi penggunaan dana desa. “Korupsi jamak terjadi sejak tahap penyusunan. Media harus bisa mengawasi sejak tahap itu dalam rangka pencegahan,” jelas Eni.

Eni menyadari, menghadapi tahun politik, tantangan kerja jurnalistik semakin berat. Usaha menyampaikan tindak kecurangan acapkali berhadap dengan ancaman pindana dengan dalih pelanggaran UU ITE. Karena itu, membangun kolaborasi antar media bisa menjadi salah satu solusinya.

Kolaborasi media, kata Eni, merupakan jawaban untuk menghindari berbagai tekanan. Selain itu, kolaborasi juga bisa menjadi media bagi jurnalis untuk saling mengasah keterampilan. Dengan begitu, karya jurnalistik yang dibuat juga akan ditampilan secara proporsional dan bisa diterima khalayak.

Baca Juga :   Ini Kronologi Lengkap Penangkapan Bupati-Mantan Bupati Probolinggo oleh KPK

Yang menarik, selain mengungkap hasil investigasi enam jurnalis, buku setebal 195 halaman ini juga dilengkapi dengan panduan peliputan investigasi. Panduan tersebut bisa menjadi rujukan bagi jurnalis lain ketika melakukan investigasi. (*)