Berkunjung Ke Kampung Lukis Manaruwi

2080
Tak ada kanvas, tembok pun jadi

Laporan: Ardiana Putri

TEMBOK-TEMBOK rumah yang tak biasa tersuguh saat memasuki Desa Manaruwi, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Paving-paving di gang pun dibuat penuh warna. Siapapun yang melintas di sana, serasa mengunjungi sebuah galeri seni lukis.

Tak ada kanvas, tembokpun jadi. Mungkin hal itulah yang dilakukan beberapa warga, khususnya para anak muda Desa Manaruwi. Mereka memang memiliki antusiasme yang tinggi terhadap karya seni lukis. Tak ayal, tembok-tembok rumah merekalah yang jadi sasaran

“Kampung lukis ada sejak bulan April 2018, karena di Bangil yang merupakan ibu kota Kabupaten tapi belum ada satu desa dengan karakter khusus yang bisa ditonjolkan, maka masyarakat Desa Manaruwi inilah yang dijadikan sebagai pilot project kemajuan desa di kecamatan ini,” ungkap Misbachul Huda, tokoh masyarakat Desa Manaruwi.

Baca Juga :   The Power Of Emak-emak, Sukses Gagalkan Aksi Penjambretan

Selain untuk memberikan kesan indah pada lingkungan desa, kegiatan anak-anak muda di wilayah ini dirasa efektif untuk menghindarkan mereka dari pengaruh buruk pergaulan bebas. Para anak muda ini jadi lebih produktif dalam memanfaatkan waktu luang.

Kampung lukis ini pun bersebelahan dengan kawasan Sungai Kedung Larangan.

“Rencana ke depan kami ingin menyuguhkan perahu-perahu wisata yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk bisa melepaskan penat, selain berjalan-jalan di kampung lukis ini,” tambahnya.

Selain agar kampung mereka terlihat nyaman, kampung lukis juga dipercantik untuk menarik minat wisatawan. Kini, pertumbuhan ekonomi pun semakin menggeliat. Ditambah lagi, hal ini bisa memberdayakan masyarakat sekitar.

“Kami mengembangkan kampung ini masih menggunakan dana swadaya, belum ada sokongan dari pihak luar manapun,” ungkap Huda.

Baca Juga :   Kolam Pancing Kades Kepulungan 'Mumbul', Warga Khawatir Seperti Lapindo

Awalnya, kampung ini adalah kampung biasa layaknya perkampungan pada umumnya. Rumah-rumah yang berjajar, lorong gang, serta penduduk yang lumayan padat. Namun, kini mereka bermimpi menjadikan kampung tercinta mereka lebih berwarna, agar kehidupan perekonomian pun semakin berwarna pula. (*)