Gelombang Tinggi, Nelayan Kalibuntu Enggan Melaut

1528

Probolinggo (wartabromo.com) – Cuaca buruk di Selat Madura, membuat nelayan di Desa kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, enggan melaut. Untuk kebutuhan sehari-hari, nelayan mengandalkan uang pinjaman dari pemilik kapal atau kerja serabutan.

Supermoon yang terjadi beberapa waktu lalu, dampaknya masih dirasakan oleh para nelayan. Pasalnya, ombak di perairan utara Probolinggo atau Selat Madura masih sangat tinggi. Tak hanya itu, angin juga bertiup kencang yang dapat membahayakan para nelayan saat melepas jaring. Gelombang air laut meninggi hingga masuk ke pemukiman warga sekitar.

“Sudah sekitar 10 hari warga di sini tidak melaut, besar resikonya kalau tetap melaut di saat gelombang dan cuaca laut seperti sekarang. Mending di rumah saja, kumpul dengan anak istri. Ketimbang mengalami kecelakaan,” kata Faisol (46), salah satu nelayan, Jumat (25/1/2019).

Baca Juga :   4 Hari Hilang, Keluarga Karyawan PT Liman Jaya Minta Titik Terang

Faisol menuturkan dengan kondisi seperti itu, ia dan nelayan lainnya memilih berdiam di rumah, sambil menunggu ombak kembali tenang. Ia mengaku hanya akan kembali melaut, jika kondisi ombak dan angin sudah tenang.

Ia tak mau mengambil risiko mengalami kecelakaan kerja di tempat menggantungkan hidup keluarganya itu. “Kalau kami masih memilih untuk tetap melaut, ya sudah otomatis itu sama halnya membuat status istri kita berubah menjadi janda,” ujarnya saat ditemui di rumahnya.

Nelayan lain, Ahmadi, juga mengutarakan hal yang sama. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ia terpaksa meminjam uang untuk melanjutkan hidupnya. Pinjaman uang itu didapat dari tetangga dan pemilik kapal, dimana ia menjadi anak buah kapal (ABK).

Baca Juga :   Seorang Kakek Ditemukan Tak Bernyawa di Ujung Pelabuhan Kota Pasuruan

“Ya pinjam dulu ke mereka. Kalau sudah melaut, nanti dipotong dari bagi hasil. Kalau melaut sekarang, selain berisiko dihantam ombak, juga hasilnya sedikit dan bisa-bisa tekor solar,” tutur Ahmadi.

Menurut Istiqomah, untuk tetap mendapatkan pemasukan di saat para nelayan libur, ia mengaku berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Sementara ini berjualan nasi, kalau tidak seperti ini, ya kami tidak dapat pemasukan, biasanya kalau cuaca tidak terlalu parah, suami memilih untuk memancing cumi-cumi atau mencari udang, tapi kali ini sudah tidak bisa,” akunya.

Selama tidak melaut, nelayan mengisi waktunya dengan cara memperbaiki kapal dan jaring yang rusak. Mereka berharap, kondisi Selat Madura kembali bersahabat, sehingga nelayan dapat bekerja kembali dan memberikan nafkah keluarga. (cho/saw)