Diiming-imingi Dapat Bantuan Jokowi, Nenek Probolinggo Kehilangan Emas 74,5 Gram

12028

Probolinggo (wartabromo.com) – Berharap dapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Presiden Joko Widodo, Sutik (65), warga Dusun Pesisir, Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, malah ketiban sial. Bukan PKH yang diperoleh, malah ia kehilangan perhiasan emasnya hingga puluhan gram.

Kesialan nenek 7 cucu itu, dialami pada Selasa (26/3/2019) sore. Saat itu, ia duduk-duduk di teras rumahnya. Tak lama kemudian, ada dua pria orang bertamu. Keduanya masing-masing mengendarai sepeda motor. Seperti adatnya, ia persilahkan kedua orang tersebut masuk ke dalam rumah.

“Namanya orang bertamu, saya persilahkan masuk ke ruang tamu. Setelah berbincang-bincang kedua tamu itu mengaku utusan dari pak Jokowi untuk mensurvei warga yang mendapat PKH,” tuturnya, Rabu (27/3/2019).

Baca Juga :   Pemerintah Putuskan 29 Wisata Alam Boleh Dibuka, Bromo-Semeru di Antaranya

Tentu saja tawaran bantuan itu, disambut sumringah oleh Sutik. Apalagi selama ini, dirinya juga termasuk bagian warga PKH. Setelah itu, jelasnya, oleh salah satu orang tersebut meminta foto dirinya. Dengan alasan akan mendata ulang atau pembaharuan data.

“Sebelum berfoto saya disuruh melepaskan semua perhiasan saya, karena kalau memakai perhiasan, maka saya tidak dapat bantuan. Saya sempat menolak dan bilang untuk foto pakai jilbab, tapi tetap dipaksa dilepas,” kisahnya.

Walau sedikit mendongkol, Sutik menuruti kemauan tamunya. Ia lantas melepaskan semua perhiasan emas yakni, kalung 11,5 gram, gelang 25 dan 26 gram serta cincin 12 gram. Total perhiasan emas 22 karat itu, mempunyai berat sebanyak 74,5 gram. Setelah semuanya dilepas, emas itu diminta untuk ditaruh di wadah yang dibawa tamunya.

Baca Juga :   PKB Laporkan Oknum LSM dan Wartawan ke Polres Probolinggo

“Saya tidak menaruh curiga sama sekali. Apalagi mereka tidak langsung dibawa kabur, tapi suruh taruh di dapur. Kemudian saya difoto. Setelah itu saya diberi mie instan, beras dan deterjen. Lalu saya disuruh manggil warga penerima PKH lainnya,” cerita ibu 3 anak itu.

Saat memanggil para penerima bantuan lainnya, ternyata keduanya kabur. Sekembalinya dari memanggil penerima PKH lainnya, kedua tamu sudah tidak ada dirumahnya.

“Setelah saya cek perhiasan saya, ternyata juga tidak ada. Kalau ditotal kira-kira kurang lebih harga semua perhiasan saya kurang lebih Rp 30 juta,” kenang Sutik pilu.

Kejadian itu, kemudian dilaporkan ke pihak desa setempat. Oleh Pemdes Binor, laporan itu diteruskan ke Polsek Paiton.

Baca Juga :   Tol Probolinggo-Lumajang Tambah Akses Bromo, hingga Belasan Bacakades di Pasuruan Gagal Melaju | Koran Online 11 Okt

“Saat saya menelpon piket Polsek, tidak ada jawaban. Akhirnya saya melaporkan kepada Bhabinkamtibmas desa,” kata Kepala Desa Binor, Hostifawati. (cho/saw)