Kais Rupiah dari Pasar hingga Trotoar, Nenek Penjual Nasi Jagung itu Naik Haji

1255
“Saya ingin berangkat haji, ingin hidup barokah,”

Laporan Tuji

SIAPA sangka, Suriyah, seorang penjual nasi jagung, menjadi satu dari sekian banyak jemaah yang bakal terbang ke tanah suci Makkah pada 30 Juli 2019 nanti. Ternyata, nenek berusia 80 tahun ini tekun kumpulkan uang, mulai dari pasar bahkan trotoar.

“Saya ingin berangkat haji, ingin hidup barokah. Biar ada hasilnya kerja keras puluhan tahun,” kata nenek Suriyah, Sabtu (29/6/2019).

Barokah.
Kata sederhana ini cukup dahsyat melecutnya untuk dapat mendekat ke Baitullah Kakbah di Makkah. Berharap hidupnya dipenuhi limpahan keberkahan.

Dengan kata itulah, sedikit demi sedikit nenek Suriyah –yang memiliki empat anak tersebut-, sisihkan uang sampai kemudian memastikan berangkat haji tahun ini.

Sepertinya tak mudah. Uang-uang itu awalnya dikumpulkan saat ia berdagang kue kucur (cucur) di pasar besar Kota Pasuruan. Terhitung, 40 tahun nenek Suriyah bergelut dengan adonan tepung untuk dijadikan kue kucur.

Baca Juga :   Nenek Penjual Nasi Jagung Naik Haji setelah Kumpulkan Rp25 Juta dari Kue Kucur

Tapi, di tengah niatan naik haji sembari jual kucur itu, nenek Suriyah harus rela ditinggal suaminya ke haribaan ilahi. Saat itu seorang anaknya bernama Maimunah sudah menginjak usia 17 tahun. Tinggallah ia sendirian merawat anak-anaknya.

Pada suatu waktu, Suriyah harus meninggalkan kue kucur yang sudah puluhan tahun dijualnya. Entah, apa alasannya. Hanya saja, jiwa dagang seakan-akan tak bisa dihentikan, karena sang nenek malah menyambung langkah, menjual nasi jagung.

Kali ini bukan lagi di pasar. Nasi jagung yang dijual itu “didasar” di trotoar pinggir Jalan Niaga Kota Pasuruan. Tiap sore ia hamparkan nasi jagung, disajikan ke pengguna jalan. Kabarnya, terkadang nenek Suriyah juga menjual nasi jagung di sekitar pintu masuk pasar besar Kota Pasuruan.

Dari pengakuan, sudah 13 tahun lamanya nenek Suriyah bertahan, habiskan waktu menjual nasi jagung di trotoar jalanan.

“Nasi jagung saya jual perbungkus Rp5 ribu. Tapi kadang-kadang ada yang minta Rp6 ribu. Ada juga orang-orang tua beli cuma dengan Rp3 ribu, ya harus diladenin, kasian,” ucap nenek Suriyah.

Baca Juga :   Batasi Bawaan Tak Lebihi 32 Kg, Kemenag Pasuruan Kumpulkan Koper Calon Haji

Kembali pada keinginan naik haji. Kuatnya niat perempuan beralamat di Jl Maluku, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Panggungrejo itu, akhirnya berhasil memecah tabungan sebanyak Rp25 juta.

Tahun 2010, dikumpulkanlah anak-anaknya. Nenek Suriyah, yang telah miliki sembilan cucu itu kemudian ungkapkan harapan “barokah” untuk dapat berhaji. Tentu saja, niatan itu memperoleh dukungan dari keempat anaknya, yang saat itu boleh dibilang kesemuanya “mentas” dari tanggungan nenek Suriyah.

Berbekal Rp25 juta dan dibarengi Maimunah, nenek Suriyah “lempeng” mendaftar haji ke sebuah KBIH.

Sejak itu, si nenek sisihkan keuntungan menjual nasi jagungnya sehingga dapat mengangsur kekurangan ongkos naik haji. Kerapkali saat membayar angsuran biaya haji, ia diantar cucu-cucunya.

“Ke KBIH, yang ngantar anak saya. Uangnya ya pakai uang ibu sendiri,” kata Maimunah, anak Suriyah.

Baca Juga :   Pekan Depan, 905 Calhaj Probolinggo Berangkat ke Tanah Suci

Belakangan diungkapkan Suriyah, bila geliat semangat naik haji itu lantaran kerap berziarah ke makam Wali Songo.

Hati dan jiwanya terketuk setelah beberapa kali panjatkan doa, tatkala berada di depan makam para Wali.

“Saya memang sering ziarah ke Wali, kenapa tidak sekalian ziarah ke Baginda Nabi?” kata Suriyah, mengungkap semangatnya.

Baca: Nenek Penjual Nasi Jagung Naik Haji setelah Kumpulkan Rp25 Juta dari Kue Kucur

Kini, Suriyah sudah cukupkan usaha untuk bisa ibadah rukun Islam kelima tersebut. Keinginannya seakan telah dipenuhi oleh Yang Kuasa.

Saat ini, nenek Suriyah masih kudu menjaga stamina dan kesehatannya, hingga pada 30 Juli berangkat dalam kloter 72, dapat terus fit menjalani serangkaian rukun ibadah haji.

Tentunya, “hidup barokah” sebagaimana yang diangankan selama ini bakal terwujud, ketika nanti tiba dari tanah suci Makkah.

Selamat berhaji nggeh Mbah. Mugi mabrur. (*)