Mitos Gerhana Matahari: Ada Buto hingga Makanan Teracuni

2563

Pasuruan (WartaBromo.com) – Gerhana matahari cincin bisa dilihat di wilayah Pasuruan, Probolinggo, bahkan Lumajang, pada Kamis, 26 Desember 2019. Tahu nggak, terkait fenomena alam ini, ada sejumlah mitos selama ini berkembang di tengah masyarakat.

Seperti dinukil dari idntimes.com yang melansir bustle.com, gerhana matahari kerapkali dikaitkan-kaitkan dengan berbagai mitos.
Di antaranya pertanda bakal ada bencana bahkan kematian.
Ngeri juga, ya Bolo

Tentu saja ini sekadar mitos. Tak selalu tepat, tak mesti benar, iya nggak?

Nah, WartaBromo coba merangkum mitos yang berkembang di tengah masyarakat selama ini, berikut:

  1. Gerhana terjadi gara-gara ada raksasa yang memakan matahari
    Buto makan matahari. Sumber ilustrasi: istimewa

    Soal makan matahari oleh raksasa ini lebih di Indonesia. Orang zaman dulu percaya, matahari terjadi gerhana lantaran raksasa atau lebih dikenal Batara Kala (awam: Buto) memakannya.
    Tapi beda lagi kalau di Vietnam, matahari hilang karena dimakan katak raksasa.
    Faktanya, tidak ada kan yang namanya Buto atau hewan raksasa bentuk apa pun yang memakan matahari.
    Dilansir dari sciencealert.com, gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di antara matahari dan bumi. Matahari yang biasanya nampak sempurna akan tertutupi oleh bayangan bulan.
    Karena saat ini bulan dalam jarak yang jauh dari bumi, maka bayangan tersebut akan lebih kecil 3 persen.
    Jadinya, matahari tidak tertutup sepenuhnya, menyisakan bagian hingga membentuk cincin api.

  2. Buat tetabuhan atau ciptakan suara bising, supaya matahari kembali seperti semula
    Warga lihat langsung Gerhana matahari cincin di LAPAN Watukosek

    Mitos ini sepertinya masih berhubungan dengan matahari dimakan Buto. Matahari yang hilang ditelan raksasa, cara mengembalikannya dengan membuat suara gaduh. Karena dianggap bisa membuat bising, sang raksasa selain kaget juga tak nyaman, hingga matahari yang ditelan dimuntahkan.
    Bentuk dan cara ini terlihat berhasil, tapi patut diingat, bulan tidak selamanya berada di antara bumi dan matahari, karena bulan terus bergerak mengelilingi bumi, seperti satelit alam lainnya. Jadi bulan bergerak itu yang membuat gerhana berakhir dan matahari kembali terlihat.

  3. Gerhana matahari dipercaya bikin makanan jadi beracun
    Kalau mitos ini, lebih banyak terjadi pada orang-orang India. Di beberapa wilayah negara itu, warganya akan berpuasa selama gerhana matahari berlangsung. Gara-garanya, gerhana matahari diyakini mengakibatkan makanan jadi beracun.
    Namun catat ya Bolo, gerhana matahari tidak menghasilkan radiasi berbahaya lebih-lebih pada makanan. Jadi tak bakalan sakit perut karena makan saat gerhana.
  4. Saat gerhana matahari, Ibu hamil dilarang keluar
    Ilustrasi ibu hamil konsumsi sayur. Sumber foto: cantikbijak.com

    Selain ada yang percaya makanan jadi beracun, ada juga mitos ibu hamil tidak diperkenankan keluar. Jika nekat keluar saat gerhana berlangsung, konon si jabang bayi akan cacat, seperti sumbing, bahkan bisa keguguran.
    Padahal kalau para ahli bilang matahari sama sekali tidak ada hubungannya dengan kehamilan. kalaupun ada, ibu-ibu hamil nekat keluar dan nonton gerhana matahari, palingan juga merasa pegal. Sebabnya, kan berdiri terlalu lama, menatap langit dengan teropong.

  5. Gerhana matahari dapat sebabkan kebutaan
    Ini mitos paling populer karena paling masuk akal.
    Sebenarnya memandang matahari secara langsung tanpa kacamata atau alat bantu bisa menyakiti, malah merusak kornea mata.
    Nah, pas gerhana pun sama, matahari bisa merusak mata. Eh, ada caranya kok bila ingin melihat gerhana matahari. Tentunya dengan kacamata khusus gerhana matahari atau teleskop, tapi tak boleh lama-lama juga. Dengan alat, selain melindungi mata, melihat fenomena gerhana jadi lebih jelas.

Itu mitos-mitos seputar gerhana matahari.
Siap melihat fenomena alam nan menawan ini Bolo?