Karena Corona, Bank Jatim Lakukan Langkah Ini Sebelum Edarkan Uang

2731

Pasuruan (WartaBromo.com) – Virus corona (Covid-19) bisa menjangkiti melalui beragam media, uang bahkan gagang pintu sekalipun. Terkait uang yang beredar, Bank Jatim mencoba meyakinkan tetap steril, terhindar dari kuman atau virus.

Langkah mensterilkan uang tersebut di antaranya dengan cara menyemprot cairan desinfektan pada lembaran uang kertas. Setelah itu, dipanaskan di dalam mesin penghangat dengan suhu hingga 50 derajat celcius.

Pimpinan Bank Jatim Cabang Pasuruan, Dedy Adjie Wijaya mengatakan, mesin penghangat tersebut mirip dengan mesin penetas telur ayam. Di dalamnya ada rak-rak untuk menempatkan uang yang sudah dibendel (diikat,red) dalam jumlah tertentu.

Sebelum dipanaskan, seluruh uang yang sudah tertata, disemprot desinfektan terlebih dulu. Setelah itu baru dipanaskan selama satu hari penuh, dan kemudian bisa dibuat transaksi.

Baca Juga :   Fenomena Covid-19 dan Kebutuhan Pangan di Kota Pasuruan 

“Sebenarnya tidak boleh terlalu panas. Pertama, ruangannya dikasi disinfektan dulu. Suhu dibikin sampai 50 derajat celsius. Dan kita diamkan selama sehari semalam,” kata Dedy, Jumat (27/03/2020).

Dijelaskannya, langkah mensterilkan uang melalui mesin penghangat sudah dilakukan sejak dua minggu lalu. Tujuannya untuk membuat nyaman seluruh nasabah yang khawatir akan penyebaran virus vorona melalui uang.

“Saya berfikir karena uang adalah media. Oleh karenanya, saya harus amankan pegawai dan nasabah. Pegawai tetep harus sehat, nasabah juga safety. Maka dari itu, adanya mesin ini adalah supaya uangnya juga steril, sehingga masyarakat tak was-was di saat merebaknya Virus Corona ini,” tandasnya.

Dedy menjelaskan juga, dalam sekali penggunaan, mesin penghangat ini bisa menampung uang hingga senilai Rp2 miliar. Dalam praktiknya, setiap uang yang disetor oleh nasabah, tak langsung diputar untuk transaksi. Pihaknya baru akan mengeluarkan pada keesokan harinya.

Baca Juga :   Dindik Jatim Larang PTM di 18 Daerah, Termasuk Kota Probolinggo

“Contohnya, ketika nasabah menyetor uang hari ini, maka langsung kita sterilkan dulu selama seharian. Baru keesokan harinya akan kita keluarkan,” terangnya.

Diungkapkan Dedy, penggunaan mesin penghangat diputuskan digunakan, setelah virus corona di luar negeri merebak, juga disebabkan dari peredaran uang.

Meski demikian, secara ilmiah belum dapat didapatkan penjelasan efektifitas mesin penghangat ini. Hanya saja, langkah yang dilakukan merupakan sebuah ikhtiar pelayanan kepada nasabah.

“Ini uji ilmiahnya belum tahu, tapi setidaknya kami sudah berikhtiar untuk bagaimana bisa memberikan pelayanan secara maksimal. Kita pastikan uang yang beredar di masyarakat dalam kondisi steril,” kata Dedy, mencoba meyakinkan. (mil/ono)