Jatah Kuota Haji Kini Bisa “Diwariskan”, hingga Meteor Seberat 10,5 Kg Jatuh di Pasuruan | Koran Online 12 Okt

1168

Beragam peristiwa kami sajikan pada 11 Oktober 2020 melalui laman media online WartaBromo. Ragam berita menarik kini kami rangkum untuk kembali anda baca dalam koran online edisi Senin (12/10/2020). Mulai dari jatah kuota haji kini bisa “diwariskan”, hingga meteor seberat 10,5 Kg jatuh di Pasuruan

1. Jatah Kuota Haji Kini Bisa “Diwariskan”

Pasuruan (WartaBromo.com) – Kebijakan baru Kementerian Agama (Kemenag) terkait dengan Calon Jamaah Haji (CJH) yang telah masuk dalam kuota keberangkatan.

Bila meninggal atau mengalami sakit permanen, kuota dimaksud bisa ‘diwariskan’ alias digantikan kepada ahli waris lain. Syaratnya, pihak pengganti yang ditunjuk mendapat persetujuan dari ahli waris lainnya. Baca selengkapnya.

Baca Juga :   Pemkab Pasuruan Panggil Bacakades yang Keberatan Hasil Uji Akademis

2. Meteor Seberat 10,5 Kg Ini Jatuh di Pasuruan

Pasuruan (WartaBromo.com) – Tahukah kamu bila sebuah tempat di Kabupaten Pasuruan ini sempat kejatuhan meteor? Yakni di Desa Tambakwatu, Kecamatan Purwodadi.

Peristiwa itu terjadi tepatnya pada tanggal 14 Februari 1975 silam. Benda langit berhasil menembus lapisan atmosfer dan jatuh di desa yang berada di lereng Gunung Arjuno itu. Baca selengkapnya.

3. Warga Sumurmati Temukan Bayi Laki-laki Tergeletak di Kebun Jagung

Sumberasih (wartabromo.com) – Bayi berjenis kelamin lelaki ditemukan warga Desa Sumurmati, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Minggu (11/10/2020) sore. Penemuan bayi di kebun jagung itu pun membuat geger warga.

Bayi dengan panjang 50 sentimeter dan berat 2,8 kilogram tersebut, pertama kali ditemukan Mahrum (55), warga sekitar. Temuan bayi itu pun membuat warga geger. Saat ditemukan, posisi jabang bayi terlentang terbungkus kain selimut yang di sampingnya ada teropong kepala. Baca selengkapnya.

Baca Juga :   Membangkitkan Pertanian Lewat Pesantren

4. Indah! Talenan Lukis Cantik Duo Dara Probolinggo

Telenan atau papan masak acap kali dipandang sebelah mata. Lumrahnya hanya digunakan di dapur sebagai piranti masak. Namun, di tangan dua gadis asal Kabupaten Probolinggo, talenan menjadi barang wah, sebagai media lukisan. Baca selengkapnya.