Polres Pasuruan Buru Otak Dibalik Pemalsuan Benih Jagung

1303

 

Pasuruan (WartaBromo.com) – Polres Pasuruan tengah memburu aktor intelektual dibalik pemalsuan benih jagung BISI-18 beromzet miliaran rupiah.

 

Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan menyatakan, pihaknya telah mengantongi identitas pelaku dimaksud.  Karena itu, Kapolres meminta yang bersangkutan menyerahkan diri.

“Aktornya intelektualnya asal Lamongan, masih melarikan diri. Dia yang punya konsep pemalsuan. Kami minta tersangka yang DPO untuk segera menyerahkan diri. Kooperatif kepada kami,” kata Rofiq, Minggu (13/12/2020).

Seperti diberitakan sebelumnya, Polres Pasuruan telah menangkap tiga pelaku pemalsuan benih jagung varietas unggul BISI-18. Atas pemalsuan ini, pihak PT BISI Internasional merugi sebesar Rp 7 miliar.

Ketiga pelaku yang sudah berhasil diringkus polisi adalah Ahmad Saeroji, 36 asal Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember.

Baca Juga :   Dirampas Maling Bersenpi, Mobil Curian Berhasil Ditemukan

Kemudian, Mohammad Shoqibul Izar, 32, asal Desa Loceret, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Ketiga, Indra Irawan, 32, asal Desa Balongrejo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.

Modus yang digunakan pelaku cukup rapi dan terstruktur sehingga sulit untuk pihak kepolisian mengendus kasus ini. Pelaku membeli benih jagung berbagai merk dengan kualitas biasa seharga Rp 8-12 ribu di pasaran.

Benih tersebut dilepas kemasannya, kemudian dimasukkan ke dalam kemasan BISI-18 palsu ukuran 1 kg. Lantas, benih palsu tersebut dijual dengan harga Rp 37 ribu/kg sampai Rp 42.500/kg.

“Beli bibit jagung biasa Rp 8-12 ribu per kilo, dilepas kemasannya. Lalu dimasukkan dalam kemasan BISI-18 ukuran 1 kg yang sudah dipalsu sehingga mirip asli dan dijual dengan harga Rp 37-42 ribu. Padahal harga asli BISI-18 per kilo seharga Rp 75 ribu. Bayangkan berapa keuntungan yang didapatkan pelaku,” kata Rofiq.

Baca Juga :   Identitas Korban Pembunuhan di Beji Terungkap Berkat Benda Ini

Rofiq juga menghimbau kepada masyarakat, terutama petani agar tak mudah tergiur dengan harga yang tak wajar dalam pembelian bibit. Sebab, bisa jadi harga murah justru karena benih tersebut palsu yang dikemas serupa dengan yang asli.

“Kami menghimbau masyarakat agar waspada sebelum membeli bibit jagung. Dan tidak tergiur dengan iming-iming harga murah tapi palsu,” pungkasnya. (oel/asd)