Jemaah, Simak Alur Pemberangkatan Haji di Kala Pandemi

3541

 

 

Jakarta (WartaBromo.com) – Kerajaan Arab Saudi belum memberikan kepastian terkait pemberangkatan jemaah haji tahun ini. Meski demikian, Kementerian Agama (kemenag) telah menyiapkan alur pemberangkatan jemaah haji 1442 H di kala pandemi. 

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag, Ramadan Harisman.

“Sampai hari ini kita belum memiliki kepastian pemberangkatan jemaah haji. Tapi kita terus berharap agar kita dapat memberangkatkan jemaah haji. Karenanya kami terus mempersiapkan berbagai skenario serta mitigasinya, termasuk alur pergerakan jemaah, jika ada pemberangkatan,” terangnya melalui siaran resmi Kemenag.

Kata Ramadan, penyelenggaraan haji kala pandemi harus disesuaikan dengan protokol kesehatan. Sehingga keselamatan jemaah haji terjamin. “Alur pergerakan ini meliputi delapan tahapan yang harus dilalui jemaah selama melaksanakan ibadah haji,” lanjutnya.

Adapun alurnya yakni, jemaah haji 2021 harus sudah menerima vaksinasi. Baik vaksinasi Covid-19 maupun meningitis. “Untuk vaksinasi covid-19, saya berharap Kabid PHU di tiap provinsi harus memastikan jemaah haji yang akan berangkat sudah divaksin. Apalagi saat ini, Kemenkes telah menetapkan jemaah haji sebagai kelompok rentan sehingga bisa mendapat prioritas penerima vaksin Covid-19,” jelasnya.

Baca Juga :   Dua Jemaah Haji Probolinggo Meninggal Dunia di Makkah

Kemudian, jemaah haji akan dikarantina terlebih dahulu di asrama haji. Proses karantina berlangsung selama 3 x 24 jam. “Saat tiba di asrama haji, jemaah akan menjalani swab antigen,” tambah Ramadan.

Nah pada hari ketiga karantina, jemaah haji kembali dilakukan PCR swab. Apabila hasilnya negatif, maka jemaah bisa langsung diberangkatkan ke Arab Saudi. Namun jika hasilnya positif, maka jemaah harus menjalani isolasi mandiri di asrama haji.

Ramadan menyebut, hanya sedikit jemaah yang nantinya diberangkatkan saat pandemi. Sehingga semua jemaah bakal diturunkan di Jeddah.

Sesampainya di Makkah, jemaah kembali menjalani karantina di hotel selama 3 x 24 jam. Satu kamar hotel hanya berisi 2 jemaah haji.

“Setelah dikarantina selama 3 x 24 jam, jemaah haji akan tes PCR Swab kembali. Jika hasilnya negatif, pada hari ke-4 jemaah bisa melaksanakan umrah. Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Makkah,” paparnya.

Baca Juga :   Antri Haji Puluhan Tahun, Para CJH Kota Pasuruan Akhirnya Ikut Pemasporan

Alur keempat yakni Miqat dengan menerapkan protokol kesehatan. Jemaah haji yang lolos PCR swab akan melaksanakan umrah wajib dan diberangkatkan menggunakan bus. Selama Miqat ini harus mengikuti protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Saudi.

Berikutnya, Umrah Wajib dan Thawaf Ifadlah di Masjidil Haram. Ada tiga kali kesempatan untuk ke Masjidil Haram dengan menerapkan protokol kesehatan. “Ini juga kita akan betul-betul perhatikan, arena saat ini memasuki Masjidil Haram juga perlu memperhatikan ketentuan yang ditetapkan,” katanya.

Setiap pergerakan jemaah haji berikutnya akan mengikuti prokes yang telah ditentukan Arab Saudi. Kemudian pada tahap keenam setelah selesai seluruh proses haji di Mekkah, maka jemaah bakal diberangkatkan ke Madinah. Jemaah akan ditempatkan pada hotel yang telah disiapkan, dengan kapasitas 2 orang per kamar.

Baca Juga :   Pemerintah Siapkan Kuota Haji Prioritas untuk Jemaah Lansia

“Skenario yang kami susun, kalau ada pemberangkatan jemaah haji, tidak akan ada Arbain. Karena di Madinah hanya tiga hari. Ini perlu diberikan penjelasan kepada jemaah kita,” jelas Ramadan.

Kemudian tahapan ketujuh yakni PCR Swab sebelum kepulangan ke tanah air. Jemaah akan dipulangkan melalui bandara Madinah. “Jika hasilnya negatif, jemaah haji dipulangkan ke Tanah Air. Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Madinah,” terangnya