Mengunjungi Kampung Ikan Asap di Penatarsewu, yang Tetap Eksis di Tengah Badai Pandemi

5217

“Awalnya pada tahun 2013, kami ada kegiatan charity. Kita mulai perbaikan rumah pengasapan Desa Penatarsewu,” ujar Tedi Abadi Yanto, Head Of External Relation East Region PT Pertagas kepada sejumlah media.

Sampai dengan beberapa tahun, mulai diintensifkan melakukan pendampingan sampai 2017. Termasuk membantu dengan cool box. Hal ini agar bahan baku ikan menjadi lebih banyak dan tahan lama. “Harapannya bisa mendongkrak produksi ikan asap,” cetusnya.

Kemudian pada 2018, seiring dengan meningkatnya kegiatan produksi atau lebih dikenal dengan diversifikasi produk, mulai muncul masalah. Tantangan salah satunya adalah packaging basah. Kemudian butuh pemasaran yang bisa dibuat oleh-oleh khas desa.

“Maka kemudian muncul ide atau inovasi kedua, membangun Resto Apung. Tujuannya memberdayakan masyarakat lebih banyak lagi. Juga multiplier effecnya untuk usaha baru. Ada parkirnya, permainan air di resto maupun kolam pancing,” tegasnya.

Baca Juga :   Bertemu Emak-emak Pengasap Ikan Asal Gadingrejo, Omsetnya Bikin Melongo

Satu tahun kemudian, pada 2019, tepatnya pada 20 Mei 2019, Resto Apung Seba (Sewu Barokah) resmi dioperasikan. Peresmiannya dilakukan secara resmi dengan tanda tangan prasasti Direktur Utama PT Pertagas, Wiko Migantoro.  “Tanggapan dari masyarakat sangat positif. Sehingga saat dibuka bisa membawa dampak yang cukup signifikan buat pekerja dan pengelola resto ini,” terangnya.

Namun, belum lama berjalan, usaha Resto Apung dihantam badai pandemi pada awal 2020. Tentu hal ini berdampak pada mitra binaan Pertagas ini. Apalagi dengan adanya PPKM dan pembatasan pengunjung. Kian membuat pengelola usaha ini memutar otak.

Abdul Arief, Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Desa Penatarsewu berusaha menemukan cara. Inovasi yang dilakukan dengan kerjasama dengan platform digital online. Seperti jasa gojek atau yang lain.

Baca Juga :   Berikan Apresiasi kepada Media, Pertagas Komitmen Pacu Pengembangan Program CSR  Lebih Baik

Kemudian jasa katering dengan RSUD Sidoarjo dan beberapa perusahaan yang memanfaatkan jasa kuliner mereka. “Yang jelas, saat pandemi memang berpengaruh ke kami. Tapi soal bayaran karyawan alhamdulillah tetap bisa kami penuhi,” tegasnya.

Saat dikroscek pernyataan Arief ini ke Lia, salah satu karyawan Resto, mengakui jika dia bersama karyawan lainnya tetap bisa mendapatkah haknya. “Tetap bisa bayaran pak. Meskipun saat pandemic dulu mundur harinya. Kita ndak apa-apa. Bisa memaklumi,” jawab Lia.

KUPAS SISIK IKAN: Sejumlah pekerja perempuan membersihkan sisik ikan sebelum dilakukan pengasapan.

Sementara untuk program lanjutan pada 2021, pihak Pertagas menemukan potensi limbah sisik ikan. Sisik ini bisa ditambahkan sebagai tepung dicampur dengan magot. Hal ini merupakan inovasi dari produk yang dimiliki KSM. “Jika sebelumnya hanya maggot saja. Sekarang bisa dikombinasikan dengan sisik ikan. Dimana hasil produksinya lebih tinggi tingkat proteinnya,” imbuh Tedi.

Baca Juga :   Mobil Galeri Keliling Subholding Gas Pertamina Dukung Pemasaran Inovasi Komunitas Tuli Gresik

Respons positif juga disuarakan Manager Communication Relation dan CSR Pertagas Jakarta, Elok Riani Arizah. Saat webinar yang digelar pada 27 September lalu, Elok memuji program dari Pertagas East Java Area. “Dua kali dapat proper emas. Saya berharap east java area mampu mempertahankan hal itu,” tegas Elok.

Program yang dimaksud Elok dinamai Daya Dari Hati. Familiarnya memang Kampung Ikan Asap. Namun, pihak Pertagas melalkan rebranding dengan program baru: Daya dari Hati. Alasannya, karena program tersebut tidak hanya menyentuh kelompok ikan asap saja. “Lebih dari itu, pada tahun 2018, disana sudah ada 5 kelompok. Yakni, Pengasap ikan ada 88 orang. Petambak ikan sebanyak 40 orang. Resto Apung 25 orang. KSM budidaya BSF 5 orang dan UKK kampung ikan asap 20 orang,” terangnya.