Duka Soleh yang Kehilangan Orang Tua dan Tiga Adiknya Akibat Tertabrak KA di Rejoso

2311
Rumah korban di Kelurahan Kebonsari, Kota Pasuruan yang dipadati para pelayat. Foto: Amal Taufik.

Laporan: Amal Taufik, Pasuruan

RENCANA Muhammad Said (42) dan Aminah Qomariah (35) beserta tiga anaknya mendatangi acara yasinan keluarga di Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, berakhir nahas.

Mereka mengalami kecelakaan di perlintasan tanpa palang pintu wilayah Dusun Kasuran, Desa Rejoso Lor pada malam tahun baru, Sabtu (31/12/2022).

Kasi Humas Polres Pasuruan Kota, Iptu Merdhania Pravita Shanty mengatakan, pasangan suami istri beserta tiga anaknya itu dihantam Kereta Api Tawang Alun jurusan Malang-Jember yang melaju dari arah barat ke utara.

“Sempat terseret sejauh 100 meter. Korban meninggal dunia di lokasi kejadian,” kata Vita.

Oleh petugas kepolisian, lima jenazah tersebut langsung dievakuasi ke kamar jenazah RSUD dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan.

Pada Minggu (01/01/2023) pagi tadi, rumah duka keluarga Muhammad Said di Jalan Wahid Hasyim Gang 8, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, masih tampak ramai.

Sejumlah sepeda motor parkir mulai di ujung gang hingga masuk beberapa meter ke dalam. Sofwan (53), Ketua RT setempat mengatakan, lima jenazah tiba semuanya di rumah dini hari tadi pukul 02.00 WIB.

Muhammad Said dan Aminah Qomariah diketahui memiliki empat anak. Tiga anaknya ikut menjadi korban kecelakaan kemarin. Sementara satu lagi, yakni anak pertamanya yang bernama Muhammad Soleh (14), nyantri di salah satu pesantren di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Sofwan menuturkan, malam tadi, begitu mendengar kabar Said dan keluarganya mengalami kecelakaan, kabar tersebut langsung diteruskan kepada Soleh yang masih berada di pesantren.

Mendapat kabar itu, selang beberapa saat kemudian Soleh pulang dan baru tiba di rumahnya pada dini hari ditemani beberapa temannya dari pesantren.

“Dia menangis. Ya namanya berduka. Langsung masuk ke rumah tidak keluar lagi,” ujar Sofwan.

Sehari-hari aktivitas Said adalah berdagang barang-barang pecah belah di komplek Pasar Besar Kota Pasuruan. Sementara istrinya adalah ibu rumah tangga.

Sofwan bercerita, Said dikenal sebagai pribadi yang baik dan agamis. Di kampungnya, Said tidak pernah absen mengikuti kegiatan pengajian rutin seminggu lima kali di musala kampung.

Pagi biasanya Said berangkat ke pasar. Sore ia pulang ke rumah, lalu malam hadir pengajian di musala. Bahkan tidak hanya hadir di pengajian, Said kadang-kadang juga ikut berpartisipasi dengan menyumbang konsumsi.

Tidak hanya baik di kampungnya, menurut Sofwan, Said juga dikenal baik di pasar. Banyak orang yang suka, pelanggannya pun banyak.

“Setiap hari kumpul sama saya di musala. Orangnya baik. Di pasar pun pelanggannya juga banyak. Memang baik orangnya,” ujar Sofwan.

Said mendidik keempat anaknya dengan pendidikan agama yang kental. Anak pertamanya nyantri di Bangil. Anak kedua, ketiga, dan keempatnya juga dididik taat agama.

Pagi tadi, jenazah Said, istri, dan ketiga anaknya disalati. Pukul 08.30 WIB, kelima jenazah dibawa ambulans ke TPU Gadingrejo Kota untuk dimakamkan. Lima jenazah itu dimakamkan secara berdampingan. (asd)