Kisah Inspiratif : Jadi Bos Sampah, Polisi Ini Pekerjakan Para Janda

523

“Senyum saya adalah melihat mereka (para janda) dapat bekerja dan bisa makan”

Laporan : Akhmad Romadoni

Seorang polisi anggota Satlantas Polres Pasuruan Kota mampu mengolah sampah plastik dan memberdayakan warga di lingkungan sekitar. Pekerjaannya itu pun, menjadi ladang berkah bagi kehidupannya.

Bripka Iwan Soedarmono, memulai bisnis daur ulang sampah sejak tahun 2013 lalu saat menjadi Bhabinkamtibmas. Iwan mengolah sampah-sampah plastik menjadi biji plastik yang dijual kembali kepada industri dan pabrik-pabrik.

Awal bulan Maret lalu, wartabromo berkesempatan untuk datang ke lokasi daur ulang sampah plastik miliknya di Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan.

“Ini adalah kondisi tempat pengolahan sampah plastik, begini inilah kondisinya, silahkan,” kata Iwan sambil memperlihatkan para karyawannya yang sedang bekerja.

Dengan luas sekitar 8×30 meter, pabrik pengolahan sampah itu dipenuhi oleh berbagai macam jenis sampah plastik. Iwan mengolah sampah-sampah plastik menjadi biji plastik yang dijual kembali kepada industri dan pabrik-pabrik. Upaya itu juga dilakukan untuk mengurangi sampah plastik yang kini semakin banyak.

Baca Juga :   Tembak Anggota Brimob, Senjata KKB di Papua Diduga dari Lumajang

“Kita juga bisa lihat sendiri, sampah plastik sekarang sudah semakin banyak,” tuturnya.

Usaha yang dibangunnya itu juga tak mudah, banyak rintangan yang harus dilalui. Ia juga kerap mendapat olok-olokan dari rekan kerjanya ketika mengumpulkan sampah.

Namun, ia tidak terlalu menggubris dan terus menjalankan usahanya. Bahkan, usaha sampingannya ini bisa membiayai kuliahnya hingga lulus menjadi sarjana.

“Pernah awal-awal diolok-olok internal rekan sejawat, dibilang lulus sarjana hukum dark sampah bilang aja sarjana rosokan,” tuturnya.

Simak Videonya


Usaha daur ulang sampah plastik yang dijalankannya tidak semata-mata mencari keuntungan. Melainkan juga diniatkan untuk memberdayakan para kaum “pinggiran”. Banyak janda dan warga sekitar yang tak punya pekerjaan diajak bergabung.

Saat ini ada 24 pegawainya, separuh lebih merupakan para janda-janda dan lansia di wilayah Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan.

Baca Juga :   Satlantas Pasuruan Beri Kesadaran Berlalu Lintas di Jalur Bromo

Ada 14 orang ibu-ibu rata-rata janda dan lansia. Iwan menyebut jika mereka sudah tidak mungkin diterima bekerja di perusahaan, hati saya tergerak memberikan nafkah dan pekerjaan tapi tidak merendahkan martabat mereka.

“Senyum saya adalah melihat mereka (para janda) dapat bekerja dan bisa makan,” kata Iwan.

Selain itu, Iwan juga pernah mempekerjakan para narapidana (napi) untuk ikut mendaur ulang sampah. Para narapidana kerapkali kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Keadaan tersebut membuat mereka berpotensi kembali jatuh melakukan tindak kriminalitas.

“Dulu pernah ada beberapa narapidana yang bekerja disini, Mereka sekarang sudah “lulus” darisini dan punya usaha sendiri,” ungkapnya.

Harapan besar juga dikatakan Iwan. Ia juga bercerita tentang kondisi krisis lingkungan sekitarnya, hati Iwan terusik saat melihat banyak sampah berserakan yang dibuang sembarangan.

Menurutnya, apabila tidak didaur ulang, sampah-sampah plastik tersebut bisa mencemari lingkungan termasuk berpotensi mengakibatkan bencana alam seperti banjir.

Baca Juga :   Tindak Kriminalitas Marak di Lumajang, Arsal : Tangkap Pelaku Hidup Atau Mati!

“Bahaya plastik kalau tidak diolah benar secara kasat mata saja banjir, kalau dibuang ke sungai lambat laun mengalami pendangkalan dan sampah menyumbat saluran air,” ungkapnya.

Cara yang tepat untuk mengurangi dampak buruk dari timbunan sampah plastik adalah dengan mendaur ulangnya kembali menjadi biji plastik.

“Kalau plastik dibakar, potensinya polusi. Kalaupun hancur itupun tidak 100 persen, tapi jadi microplatik yang kalau diserap air akan berbahaya kalau dikonsumsi manusia,” jelasnya.

Selama hampir 10 tahun berjalan, usaha Iwan kini sudah makin berkembang pesat. Dari yang awalnya harus menyewa tempat untuk gudang daur ulang sampah, kini dia sudah punya lokasi dan mesin pengolah sampah plastik sendiri.

Dalam satu hari, produksi sampah plastik miliknya bisa menghasilkan 3 ton biji plastik. Sementara dalam satu bulan, usahanya bisa mengolah antara 60 hingga 70 ton sampah plastik. (yog)