Di Pasuruan, Hayono Isman Gagas Petani Pegawai Negeri

818

hayono-isman-pasuruanKejayan (wartabromo) – Untuk memuluskan langkahnya menjadi Capres Partai Demokrat, Hayono Isman, Peserta Konvensi Partai Demokrat melakukan blusukan ke berbagai pelosok Desa. Salah satunya bertemu dengan puluhan petani di Dusun Mracak Desa Kurung Kecamatan Kejayan, Pasuruan, Sabtu (8/3/2014).

Seperti yang disampaikannya di berbagai daerah lain yang ia datangi, Hayono Isman kembali menyampaikan gagasannya untuk menjadikan petani di Indonesia sebagai Pengawai Negeri dengan gaji Rp. 1 juta per bulannya.

“Saya ingin menawarkan satu solusi, Petani akan menerima gaji 1 juta perbulan untuk mengangkat profesi petani agar memiliki harapan dan nasib lebih baik,”ujarnya diplomatis.

Mantan Menpora ini beralasan selama ini profesi petani sama sekali banyak yang ditinggalkan termasuk oleh anak petani sendiri. Bekerja sebagai petani telah menjadi pekerjaan yang terpaksa lantaran tidak ada yang bisa dikerjakan lagi.

Baca Juga :   Warga Miskin di Pegunungan Karena Kekurangan Air

“Ini akan memberikan semangat dan dukungan. Saat ini, kata subsidi tidak disukai. Kalau ini akan menjadi semacam subsidi yang bermartabat,”ujar pria yang mencoba akrab dengan petani Mracak Desa Kurung, Kecamatan Kejayan, Pasuruan ini.

Pria yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif Kosgoro ini mengatakan target yang dibidik nantinya adalah para petani gurem dengan kepemilikan lahan mulai dari 0,1 ha ke atas yang sudah benar-benar bekerja.

“Ini bukan lagi wacana tapi komitmen”tegas Hayono.

HI berharap agar program yang diberi nama Pegawai Negeri Tani (PNT) tersebut bisa menjadi isu nasional yang segera bisa direspon oleh semua pihak.

“Soal sumber dana bisa dicari kok, darimana pun bisa. Masa tidak bisa disisihkan untuk ini,”ujarnya.

Baca Juga :   Kisah Keluarga Miskin di Probolinggo Berbagi Tempat Tinggal dengan Sapi

Dihadapan para petani, Hayono juga sempat mengeluhkan banyaknya produk impor yang masuk ke indonesia beberapa tahun belakangan. Menurutnya, ketergantungan negara pada produk negara lain dalam permasalahan pangan bisa membahayakan keberlangsungan hidup rakyat ke depan.

“Saya tidak setuju impor. Karena tanah kita ini subur. Ini alasannya ketahanan pangan. Kita harus perkokoh petani supaya harga jangan melambung. Kalau tidak bisa mandiri dan bergantung dengan negara tetangga. Nanti ada masalah dengan mereka kemudian impor pangan di stop. Bahaya,”tambah Hayono Isman.

Program Pegawai Negeri Tani sendiri menurut Hayono sudah muncul sejak Konvensi Partai Demokrat di Bogor beberapa waktu lalu. Ide tersebut juga sudah disampaikan kepada Presiden SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat. (yog/yog)