30 Persen Nelayan Pasuruan Masih Gunakan Mini Trol

923

Kapal-NelayanLekok (wartabromo) – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pasuruan menemukan sebanyak 30 persen nelayan di wilayahnya masih menggunakan mini trol.

“Nelayan di Pasuruan masih menggunakan mini trol sekitar 30 persen serta segala macam payang, sehingga kami membutuhkan waktu dalam sosialisasi dan persuasi yang berdasarkan Permen KKP 2015 nomor 2 untuk mengubah kesadaran nelayan agar pengunaan alat tersebut ditinggalkan,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pasuruan, Slamet Nurhandoyo, Rabu (30/9/2015).

Hal itu disampaikan Slamet Nurhandoyo di sela-sela kegiatan melepas 100 ribu bibit ikan kakap, kerapuh dan bawal di perairan Lekok. Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Bupati Riang Kulup Prayudha, Sekda Kabupaten Pasuruan Agus Sutiadji, anggota DPRD Andri Wahyudi dan beberapa Kepala SKPD terkait.

Baca Juga :   Diduga Lakukan Pencabulan, Oknum THL Dispertan Dipolisikan

Wabup Gagah Lepas 100 Benih Kakap dan Kerapuh di Pantai Lekok

Slamet menambahkan hasil tangkap ikan selama tahun 2014 mencapai 7.800 ton dengan kenaikan yang sangat tipis apabila dibandingkan dengan tahun 2013. Untuk itu, pihaknya melakukan upaya pengelolaan secara bijaksana dalam rangka menambah jumlah ikan.

“Panjang garis pantai Kabupaten Pasuruan sekitar 48 kilometer dari Kecamatan Nguling sampai Kecamatan Bangil ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan para nelayan sudah mulai berkurang atau menurun,” jelasnya.

Wakil Bupati Riang Kulup Prayudha, menegaskan selain menggunakan alat tangkap sesuai aturan, nelayan dan semua pihak harus memiliki komitmen menjaga ekosistem laut agar habitat ikan tidak semakin rusak.

Baca Juga :   Pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng Ditetapkan Sebagai DPO Polda Jatim

“Kalau hanya sekedar menebar benih kemudian dibiarkan begitu saja, bisa-bisa benih tersebut mati karena dimakan oleh ikan yang lain. Perlu adanya upaya dari semua pihak agar ekosistem ini bisa terus terjaga dengan baik,” tegas pria yang akrap disapa Gagah ini.

Gagah menerangkan upaya menjaga ekosistem bisa dilakukan dengan pembuatan habitat baru bagi ikan maupun rumpon-rumpon yang sangat bermanfaat bagi pembesaran ikan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kata Gagah, upaya yang lain sebaiknya juga dilakukan misalnya penambahan penanaman jumlah tanaman mangrove maupun bersih-bersih pantai.

“Semua pihak harus sepakat dan satu suara untuk berkomitmen menjaga perairan kita. Karena diakui atau tidak, perairan kita ada diantara Selat Madura, sehingga kalau penangkapan dilakukan secara terus menerus tanpa diimbangi dengan penambahan jumlah ikan itu sendiri, maka ya bisa habis,” pungkasnya (fyd/fyd)