Gedung SD dan Rumah Warga Retak Akibat Pengerjaan Proyek Tol Gempol-Pasuruan

874

Pasuruan (wartabromo.com) – Sedikitnya lima ruang kelas SDN 1 Pleret Pasuruan retak-retak akibat pemasangan tiang pancang tol Gempol-Pasuruan seksi 3A. Selain gedung sekolah, dua rumah warga Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan juga mengalami kerusakan serupa.

Lima ruang kelas yang mengalami keretakan pada bagian tembok tersebut, adalah ruang kelas 2 berturut-turut hingga kelas 6.

Retaknya tembok di tiap-tiap kelas, terbilang cukup membahayakan, karena retakan terjadi hampir di sekeliling ruangan.

Meskipun demikian, pihak sekolah mengaku tak dapat berbuat banyak dan tetap menganjurkan siswa-siswinya menerima materi pelajaran di sekolah, yang termasuk di wilayah Desa Pleret, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan ini.

“Retak-retak itu sejak Sabtu (20/1/2018) lalu. Waktu itu, anak-anak masih belajar sekitar pukul 09.00 WIB,” ungkap Witoto, Kepala SDN 1 Pleret, Kamis (25/1/2018).

Baca Juga :   Sasar Pengendara Milenial, Polisi Libatkan Mahasiswa dalam Operasi Zebra

Dijelaskan, kerusakan tembok itu terjadi ketika tiang pancang untuk proyek tol Gempol-Pasuruan yang berada di perbatasan wilayah di Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan itu, mulai dikerjakan.

Kontan saja, pihak sekolah pada saat itu langsung memulangkan siswa-siswinya, karena khawatir terjadi hal berbahaya.

Kemudian, Witoto bersama sejumlah guru lainnya mencoba berkomunikasi dengan PT Wijaya Karya (Wika), pelaksana proyek tol Gempol-Pasuruan.

“Setelah kami ketemu dengan pelaksana, akhirnya ada keputusan kalau pengerjaan pemasangan tiang pancang dilakukan siang hari, ketika siswa kami sudah selesai belajar di sekolah,” imbuh Witoto.

Sementara itu, selain bangunan sekolahan, dua rumah warga Pleret, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan juga mengalami hal serupa. Sebagian besar rumah terlihat retak-retak, setelah terkena guncangan akibat proses pengerjaan tiang pancang dilakukan.

Baca Juga :   Dokkes Polres Probolinggo Bantu Operasi Risky, Bocah Penderita Hidrosefalus

Warga mengaku was-was karena kerusakan bangunan bisa terus bertambah kian parah.

“Kami takut juga ini. Pokoknya kami minta pihak tol bertanggungjawab,” kata Budi, salah satu pemilik rumah.

Retaknya sejumlah bangunan imbas pengerjaan tiang pancang tol itu, mendapat perhatian PT Wika, selaku pelaksana.

Very Santoso, Humas PT Wika memastikan akan melakukan perbaikan terhadap sejumlah bangunan yang mengalami retak-retak. Pihaknya, selanjutnya akan mendata ulang kembali kerusakan, baik yang terjadi pada sekolahan maupun rumah warga sekitar lokasi proyek.

“Kami akan bertanggungjawab penuh atas kerusakan akibat pengerjaan ini. Tapi mungkin renovasi akan dilakukan setelah tiang pancang selesai,” kata Very. (ono/ono)