Ini Alasan Bintaos Bangun Nisan Raksasa

2991


Probolinggo (wartabromo.com) – Nur Slamet alias Bintaos (42), warga Desa Ganting Wetan, Kecamatan Maron, KabupatenProbolinggo, mengaku membangun nisan raksasa sebagai persiapan pemakamannya. Ia sendiri memprediksi dirinya akan mati pada 2085 nanti atau berusia sekitar 109 tahun.

Bintaos mengatakan,pembangunan batu nisan raksasa itu menghabiskan dana sekitar Rp150 juta. Uang itu berasal dari kocek pribadinya. Ia sendiri mengaku kurang tahu persis tanggal berapa pembangunan dua batu nisan itu. Yang pasti dua batu nisan setinggi 11 meter dan lebar 2 meter tersebut selesai sejak 2 bulan lalu. Dua nisan itu mempunyai jarak sekitar 10 meter dan dibangun di atas lahan sawah milik Bintaos.

Saat ini bangunan tersebut belum rampung. Rencannya dua batu nisan itu akan dibangun undak-undak di empat sisi. Diatasnya akan diletakkan patung pria dan wanita yang tengah posisi berdoa. Harapannya kelak banyak yang mendoakan dirinya saat sudah meninggal, terutama anak cucunya. Serta untuk mengingatkan bahwa ia beristirahat di sana.

Baca Juga :   Bank Century Lagi Hidup Mati

“Apa yang saya dilakukan tidak menyalahi aturan dan agama. Tak ada niatan untuk melanggar agama. Ya semata-mata hanya untuk mempersiapkan kematian saya nanti. Dimana saya memprediksi akan meninggal dunia pada tahun 2085. Tapi ini hanya prakiraan dan saya sendiri berharap hidup hingga seratus tahun lebih,” tutur pria kelahiran tahun 1976 itu.

Ia mengaku ide membangun kuburan dengan nisan raksasa karena ingin selalu dikenang keluarganya. Sebab ia khawatir jika meninggal dunia nanti, anak cucunya tak mengingat kematiannya. Karena batu nisan yang lumrah ada pada saat ini, dianggapnya mudah rusak.

“Jika menggunakan batu nisan berukuran biasa akan hilang dan rusak. Dua tahun sudah dilupakan oleh anak cucu. Karena itu saya menyiapkan pemakaman saya sendiri, karena khawatir mereka tidak mampu,” katanya.

Baca Juga :   Tak Percaya, Keluarga Ibu Anak Tenggelam di Danau Ranu Cari Tahu Penyebab Tenggelam

Mantan napi kasus penipuan dan penggandaan uang itu menyebut, apa yang dilakukan merupakan bentuk jiwa seni dirinya. Selama hal itu tidak menyalahi aturan agama, dirinya akan lakukan. Selain batu nisan, di rumahnya menurut Bintaos, banyak koleksi patung berbagai bentuk sebatas seni.

“Saya tidak bersedia kalau batu nisan ini dibongkar. Bangunan tersebut di atas lahan pribadi saya dan tidak menyalahi aturan. Apalagi tidak ada pembangunan patung yang harus urus ijin,” tandas Bintaos. (cho/saw)