Tradisi Ziarah Warga Probolinggo di Idul Adha

1851

Probolinggo (wartabromo.com) – Ziarah kubur saat hari raya Idul Adha merupakan tradisi yang masih melekat hingga saat ini. Ziarah bertujuan untuk mendoakan orangtua dan sanak saudara yang telah lebih dulu berpulang ke Rahmatullah.

Seperti dilakukan oleh Aminah (33), warga Desa Alassumur Lor, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. Ia bersama keluarga besar Wiryo Reso mengunjungi makam leluhurnya di tempat pemakaman umum (TPU) Dusun Nangger, Kecamatan Besuk, usai salat Idul Adha pada Rabu (22/8/2018) pagi.

Dengan dipimpin tetua keluarga, mereka melakukan tahlil dan memanjatkan doa-doa. Dengan harapan leluhur dan sanak famili yang sudah meninggal mendapat syafaat dari doa yang dipanjatkan. “Sudah menjadi tradisi, setiap hari Lebaran atau hari raya Idul Adha, kami sekeluarga melakukan ziarah kubur,” tuturnya.

Baca Juga :   Ijin Dibekukan, Tim Pengawas Tempat Hiburan Evaluasi Pop City

Tak hanya keluarga Wiryo Reso, ada banyak keluarga lain di TPU itu yang mengunjungi makam anggota keluarga mereka. “Tak hanya di hari raya saja, di hari-hari biasa kami juga ziarah kubur. Tetapi kalau di hari raya, keluarga yang ziarah kubur lebih lengkap,” kata M. Toha, warga Desa Alas Kandang.

Menurut Ustadz Bukhori, tradisi ziarah kubur di masyarakat muslim Indonesia sebenarnya telah terjadi ketika Islam mulai berkembang di Nusantara. “Walisongo adalah orang yang pertama mengembangkan tradisi nyekar atau ziarah kubur di Nusantara,” ujarnya.
Ia mengatakan dalam Islam sendiri, ziarah kubur semula dilarang oleh Nabi Muhammad SAW. Tetapi kemudian diperbolehkan dilakukan oleh umatnya. Dalam Islam, ziarah kubur hukumnya sunnah.

Baca Juga :   PNS asal Pasuruan Tewas di Kamar Hotel

Kapan pun berziarah kubur, disebutnya boleh dilakukan. Karena Rasulullah pun tidak menganjurkan waktu untuk berzairah.

“Dilarang karena takut merusak akidah mereka, sebab ketika itu akidah umat Islam belum kuat. Namun karena semakin kuatnya akidah umat Islam, maka Nabi Muhammad SAW kemudian membolehkan umatnya untuk ziarah kubur,” tandas ayah tujuh anak ini. (saw/saw)