Cuaca Bikin Petani Tembakau Was-was

1066

Probolinggo (wartabromo.com) – Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo tengah menikmati mahalnya harga tembakau rajangan. Namun di balik itu, petani was-was dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah.

Saat ini, harga tembakau rajangan di tingkat petani mencapai Rp. 38 ribu per kilogram. Harga itu berlaku bagi tembakau dengan kualitas bagus yang dipetik dari daun tengah. Sementara untuk daun bawah berkisar diantara Rp. 33 hingga Rp. 35 ribu per kilogram.

Di balik harga tembakau rajangan yang bagus itu, menyimpan kekhawatiran. Sebab, beberapa kali ada mendung yang mengelayut di langit Probolinggo.

“Ada beberapa kali mendung dan membuat tembakau yang dijemur tidak kering,” tutur Misnari, petani asal Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Rabu (29/8/2018).

Baca Juga :   Tol Paspro Beroperasi, UKM Kota Mangga Terancam Gulung Tikar

Padahal menurut Misnari, terik matahari sangat mempengaruhi kualitas tembakau rajangan. Jika matahari bersinar dengan optimal, tembakau akan kering dengan kualitas bagus. Namun, jika ada mendung saat dijemur, maka tembakau tidak akan kering.

“Hasilnya menjadi merah dan tidak kuning keemasan. Aroma dan warnanya jelek, karena merah ke hitaman. Tembakau dengan kondisi itu, biasanya laku murah,” jelasnya khawatir.

Di Kabupaten Probolinggo, ada 7 kecamatan yang masuk demplot penanaman tembakau VO (Voor-Oogst) Paiton. Kecamatan itu, antara lain Kecamatan Paiton, Krejengan, Besuk, Kraksaan, Kotaanyar, Pakuniran, dan Gading.

Tahun ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo merencanakan areal tanam tembakau Voor Oogst (VO) musim tanam (MT) seluas 10.774 hektar. Dengan asumsi produktivitas 1,2 ton/Ha, maka produksi tembakau mencapai sebesar 12.929 ton.

Baca Juga :   Kalipucang jadi SPR Sapi Perah Pertama di Indonesia

“Dari data kami, area tanam tembakau tidak memenuhi baku yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga memperngaruhi harga tembakau rajangan. Dengan harga saat ini, cukup menguntungkan petani. Harapannya, pada saat daun tembakau yang dipetik semakin tinggi, harga tidak turun,” kata ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, HM. Mudzakkir. (cho/saw)