Hari Pahlawan Ala Suku Tengger

1309

Probolinggo (wartabromo.com) – Hari ini, 10 November 2018, seantero pelosok negeri  menggelar peringatan Hari Pahlawan. Di Probolinggo, Suku Tengger, memperingatinya secara heroik dengan menggelar aksi teatrikal penyobekan bendera Belanda.

Perobekan bendera kolonial di rumah perjuangan Sukapura itu, berlangsung dramatis. Diawali dengan datangnya tentara Belanda ke Indonesia, yang kemudian menahan warga setempat. Invasi itu pun sangat merugikan warga pribumi. Lalu muncul sosok pembakar semangat kebangsaan, yakni Bung Tomo. Hingga mampu menggerakkan warga pribumi, untuk bertempur dan merebut kembali tanah air.

Adegan pertempuran pun diperankan dengan sangat apik. Masing – masing pemeran, baik pejuang maupun tentara sekutu, melengkapi diri dengan replika senapan laras panjang. Dimana efek letusan senjata laras panjang itu, menggunakan kembang api. Serta beberapa petasan untuk memberikan efek ledakan bom.

Baca Juga :   Pria Tewas di Pantai Semedusari, Ditemukan dalam Keadaan Kaki Terikat

Aksi teatrikal kemudian ditutup dengan gugurnya pemuda penyobek bendera belanda. Dari merah putih biru, menjadi merah putih saja. Sajak perjuangan juga menjadi bagian penutup dalam aksi teatrikal warga suku tengger ini.

“Tak ada kata yang sanggup terucap, sangat haru sekali. Saya membayangkan betapa beraninya kita, bangsa Indonesia kala itu. Melawan penjajah, berjuang semampu mungkin untuk bisa merdeka,” kata pemeran penyobek bendera, Sutaji, Sabtu (10/11/2018).

Camat Sukapura, Yulius Christian mengatakan, aksi teatrikal itu digelar di halaman rumah perjuangan Sukapura, di Desa/Kecamatan Sukapura. Seluruh elemen masyarakat, kompak memerankan aksi heroik yang terinspirasi arek-arek Suroboyo. Dalam pertempuran dan perobekan bendera belanda di Hotel Yamato, 10 November 1945 atau 73 tahun silam.

Baca Juga :   Kisah Pemotor Satria Tinggalkan Kendaraannya Saat Ditilang Polisi

“Karena memang kawasan ini juga penuh peninggalan sejarah. Jadi bukan hanya kawasan wisata. Harapannya warga setempat mampu menjadi pahlawan untuk kemajuan Sukapura sendiri,” ujarnya Yulius dengan mengenakan pakaian ala pejuang.

Aksi teatrikal itu sendiri, digelar setelah warga dan muspika setempat menggelar apel kebangsaan. Peingatan Hari Pahlawan 10 November 2018 digelar, untuk menginspirasi generasi muda milenial. Terutama pemuda setempat, agar mengerti sejarah tempat tinggalnya. Dimana di wilayah Sukapura bekas sejarah itu sendiri, tersebar di beberapa tempat. (lai/saw)