Catatan Terkini Tsunami Banten dan Lampung, 109 Tewas hingga 28 Korban Dilaporkan Hilang

1041

Jakarta (wartabromo.com) – Tsunami menghantam pantai sekitar Selat Sunda Provinsi Banten, bahkan Provinsi Lampung. Sebanyak 109 dinyatakan meninggal dunia (MD), 28 lainnya dilaporkan hilang dan 585 korban menderita luka-luka.

Data jumlah tersebut terangkum dalam laporan BPBD Provinsi Banten dan Provinsi Lampung, sekitar pukul 11.55 WIB, Minggu (23/12/2018).

Provinsi Banten mengungkapkan, daerah terdampak berada di dua Kabupaten, yakni Pandeglang (10 kecamatan terdampak) dan Serang (2 kecamatan terdampak).

Dijelaskan kemudian, di Kabupaten Pandeglang, ada 92 korban dinyatakan tewas; 2 Orang hilang; sedangkan 476 korban luka-luka. Kemudian di Kabupaten Serang, terdapat 9 korban tewas; 26 korban hilang; dan 6 lainnya luka-luka.

Sementara, dampak tsunami di Provinsi Lampung dirasakan sepenuhnya di Kabupaten Lampung Selatan (4 kecamatan terdampak), dengan 8 korban dilaporkan tewas dan 103 warga terluka.

Baca Juga :   Dispendukcapil Terus Validasi Warga Pendatang

Jumlah korban di Provinsi Lampung ini terbilang berbeda dengan catatan BNPB, yang disiarkan pada pukul 13.00 WIB, dengan melaporkan ada 35 korban tewas dan 11 luka-luka.

Selain korban jiwa, BPBD Provinsi Banten dan Lampung juga mencantumkan laporan kerusakan atau kerugian materiil akibat tsunami.

Kabupaten Pandeglang merinci ada 443 rumah rusak berat; 390 perahu rusak; 9 Hotel rusak kategori berat; ada juga mobil rusak sebanyak 10 Unit rusak; hingga motor rusak sekitar 47 unit; ditambah 60 warung rusak.

Sedangkan BPBD Kabupaten Serang, sampai saat ini masih melakukan pendataan, terkait kerusakan bangunan dan kerugian materil lain.

“Kabupaten Lampung Selatan, 30 Unit rumah rusak berat,” salah satu penggalan laporan.

Baca Juga :   3 Kali Berturut-turut, Bangil Raih Piala Adipura

Sampai saat ini, BPBD masih menduga-duga munculnya tsunami, kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama. Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba yang menerjang pantai

“BMKG masih berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya,” imbuh laporan BPBD.

Meski demikian, pendataan di lokasi masih terus dilakukan, untuk dapat memastikan korban hingga kerugian dampak tsunami.

BPBD setempat bersama TNI – POLRI, Basarnas, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat sampai seluruh satuan perangkat masing-masing daerah terdampak, terus berusaha melakukan evakuasi serta menyalurkan bantuan logistik.

Hal yang paling mendesak di lokasi kejadian, adalah ketersediaan alat berat; armada angkut berupa dump truck; lebih-lebih bahan pokok makanan; dan tenda Pengungsi.

Baca Juga :   Nikmati Sabu di Kamar Kos, Pria Asal Pandaan Dibekuk Polisi

Tsunami ini juga memutuskan jalan Raya penghubung Serang – Pandeglang serta jalan Anyer depan Puri Retno 2 belum bisa dilalui kendaraan umum, selain juga tertutupnya jalan Raya Tanjung Lesung karena pohon tumbang. (ono/ono)