Bosan di Rumah, Eks Bidan Kembangkan Stroberi Hidroponik di Dataran Rendah

19106

“Ya membusuk, kemudian kami coba lagi dengan melubangi gelas plastik yang dipakai,. Alhamdulillah, tumbuhnya bagus dan bisa berbuah, meski buahnya ukurannya lebih kecil. Namun, disini gak ada kecut-kecutnya, manis,” kata wanita berusia 31 tahun itu, sambil tersenyum.

Lagi-lagi buah itu, dibagikan ke tetangga sekitar. Ya dari beberapa sayuran yang ditanam, semisal kangkung, sawi, pakcoy (sawi sendok), hanya selada yang dijual. Itupun karena warga setempat, belum familiar menggunakannya dalam masakan. Sayuran yang sering digunakan sebagai garis itu, dijual Rp25 ribu per kilogram.

“Harganya sama dengan yang di pasaran, meski produk kami non pestisida pabrikan. Biasanya dijual ke warung dan rekan-rekan suami di Puskemas Lumbang. Ya masih belum banyak, tapi cukup buat tambahan belanja,” ungkap wanita yang pernah mengabdi sebagai bidan selama 6 tahun itu.

Baca Juga :   Kabupaten Probolinggo Catat 10 Pasien Sembuh, Nenek 89 Tahun Salah Satunya

Dalam panen stroberi ini, diakui memang tidak banyak. Namun, keberhasilan percobaan itu, memacu semangat pasutri muda tersebut. Rencananya seluruh bekas kandang kambing akan digunakan untuk dijadikan kebun stroberi hidroponik.

“Ini unik, kami akan terus dikembangkan. Rasanya senang dan menambah ilmu baru cara bercocok tanam dengan media air. Mudah-mudahan ada modal juga untuk dijadikan saran edukasi,” tandas Angga.

Lilik, salah satu tetangga Auliya dan Angga, mengaku senang diberi sayuran dan stroberi oleh tetangganya. “Stroberinya manis segar, meski buah lebih kecil dibanding stroberi di Sukapura. Bagus untuk menambah imunitas karena kaya dengan vitamin dan gizi yang dibutuhkan tubuh,” katanya. (*)