Demi Anak Sekolah, Begini Perjuangan Sang Tukang Permak Pakaian Saat Pandemi

2408

Probolinggo (wartabromo.com) – Yasir, tukang permak pakaian, tetap produktif di masa pandemi corona. Ia bahkan tetap mampu menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi.

Sehari-hari Yasir membuka bedak di Pasar Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Sebelum pukul 7.00 WIB pagi, ia sudah menyibukkan diri di balik mesin jahit. Dengan lincah ia menjahit pakaian milik pelanggannya.

“Spesialis menerima pakaian yang sudah jadi. Misalnya kebesaran atau sobek. Ya tetap bekerja meski saat ini ada corona,” ujarnya pada Rabu, 9 September 2020.

Warga Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kademangan itu, sudah 25 tahun membuka usaha jasa permak pakaian. Sehari, Yasir mampu mengumpulkan upah berkisar antara Rp120 hingga Rp150 ribu. Uang itu, selain menghidupi keluarga juga disisihkan untuk biaya pendidikan kelima anaknya.

Baca Juga :   Dokter Sebut Kesembuhan Balita Kademangan Tipis

“Dari hasil kerja ini saya kumpulkan dan disisihkan untuk pendidikan anak. Alhamdulillah anak saya yang nomor satu sudah bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi di IAIN Jember,” tuturnya.

Meski hanya tukang jahit, Yasir ingin semua anaknya mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. “Saya ingin memberikan ilmu kepada anak-anak, dengan jalan saya sekolahkan mereka. Sehingga kelak dia menjadi orang yang berhasil, biarlah saya yang bekerja sebagai penjahit ini,” ungkap Yasir mengutarakan keinginannya.

Di awal pandemi corona, Yasir sempat galau. Sebab omsetnya turun drastis, tak sampai separuh dari biasanya. Bahkan pernah dalam suatu hari, tidak ada satupun warga yang memakai jasanya. Meski begitu, ayah 5 anak tersebut tak berputus asa.

Baca Juga :   Pemuda Setubuhi Gadis di Bawah Umur hingga Oksigen Mulai Langka di Apotek | Koran Online 29 Juli

Dalam dua bulan terakhir ini, pendapatannya mulai berangsur-angsur normal. “Tiga bulan pertama Covid-19, warga yang datang untuk memperbaiki pakaian jarang. Mereka rata rata takut karena corona,” kata Yasir.

Keahlian menjahit yang dimiliki Yasir didapat ketika dirinya mengikuti kursus jahit. Saat itu, dirinya tengah duduk di bangku SMA. Masa itu, profesi penjahit jarang ditekuni oleh orang.

“Akhirnya keahlian ini menjadi mata pencaharian saya, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan pendidikan anak saya,” tandas pria yang mengaku kelahiran Kabupaten Jember itu. (lai/saw)