Cerita Bupati Probolinggo Tentang Covid-19 yang Menginfeksinya

2159

Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari berbagi cerita ketika terinfeksi Covid-19. Rumah disebutnya sebagai tempat paling aman dari paparan Covid-19. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di lingkungan keluarga.

Sundari Adi Wardhana, Probolinggo

“Saya telah off (tidak beraktivitas) selama 2 minggu. Kalau boleh berbagi pengalaman, saya harap ini menjadi hikmah dan kewaspadaan bagi siapa saja mendengarkannya,” tutur Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari mengawali ceritanya pada Senin, 7 Desember 2020.

Dirinya mulai merasakan gejala tak normal pada tubuhnya pada Sabtu, 21 November 2020. Waktu itu ia baru selesai menghadiri beberapa agenda kerja di luar Kabupaten Probolinggo. Di pekan itu, ia ke luar daerah dengan menggunakan transportasi darat dan baru pulang pada Jumat, 20 November 2020.

Pada hari Sabtu, Tantri merasakan kantuk yang tidak biasa di pagi hari. Bukan rasa kantuk pada malam atau dinihari. Sesuatu yang belum pernah dialaminya selama ini. “Jadi tidak ada keinginan lain selain tidur. Dengan kondisi itu, saya jadi mahfum. Dalam posisi tidur pun saya bermasker,” ungkap ibu 3 anak itu.

Dua hari kemudian, rasa ngantuk itu juga diiringi dengan nyeri. Ngilu pada tulang, seperti habis berolahraga dengan durasi berjam-jam. Namun, hal itu dikira karena faktor kelelahan. Senin pagi, Tantri curiga dengan kondisinya. Sehingga berinisiatif melakukan tes rapid antigen secara mandiri.

Baca Juga :   Listrik di Probolinggo Raya Padam

“Saya melakukannya sendiri, sudah biasa melakukan swab sendiri. Saya tidak ingin melibatkan banyak orang, termasuk dari dinkes. Saya termasuk orang yang paranoid, makanya ketika ada rapid antigen, saya membelinya. Jadi melakukan tes itu, sudah berkali-kali saya lakukan secara mandiri,” tuturnya.

Hasil rapid antigen ternyata menunjukkan 2 strip bukan 1 strip. Sebuah pertanda jika imunitasnya tengah bereaksi terhadap virus. Karuan saja ia memutuskan untuk beristirahat di rumah, sembari membatasi pertemuan dengan orang.

Untuk memastikan, bila saja terdapat virus di dalam tubuhnya, Bupati Probolinggo berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat untuk men-swab dirinya. Hasil swab dari Laboratorium Kesehatan Daerah memastikan dirinya terkonfirmasi Covid-19.

Orang nomor satu di Kabupaten Probolinggo itu pun, menjalani perawatan dan isolasi di rumah sehat pada Selasa, 24 November 2020. “Jadi gejala covid ini sangat personal dan bermacem-macem. Ini yang kemudian pengendalian covid di Indonesia ada tantangannya, karena banyak masyarakat yang abai,” sebutnya.

Istri Hasan Aminuddin itu kemudian dinyatakan sembuh pada Minggu, 6 Desember 2020, setelah tes swab-nya menunjukkan hasil negatif. Tantri pun pulang ke rumah. Sesuai prosedur yang berlaku, Tantri menjalani karantina selama 14 hari ke depan.

Baca Juga :   Berdasar Swab, 10 Warga Kabupaten Pasuruan Positif

“Apa yang saya sampaikan teman-teman jurnalis dan masyarakat yang mendengar ini, karena di gejala covid sangat personal, maka bagaimana kita aware (sadar) diri kita sendiri, perubahan seminim apapun yang dirasa. Ini yang harus betul-betul waspada, karena penularan yang cepat,” tuturnya panjang lebar.

Tantri juga mengaku tak tahu dari mana sumber atau klaster penularan yang menyerangnya. “Kalau ditanya dari mana, ya sampai saat ini saya belum berkomunikasi virusnya. Jadi saya belum bertanya, kamu dari mana,” ujarnya setengah bercanda.

Bupati Probolinggo 2 periode itu kemudian mengajak seluruh masyarakat untuk selalu patuh menerapkan protokol kesehatan. Rajin memakai masker saat beraktivitas, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Sebab virus corona bisa kapan saja menyerang.

Di sisi lain, meminimalisir penyebaran Covid-19, pada akhir November lalu, ia mengeluarkan instruksi kepada Satgas Kecamatan Percepatan Penanganan Covid-19. Tertuang dalam Instruksi Bupati Probolinggo dengan nomor 440/662/426.102/2020.

Kebijakan tentang Instruksi Pencegahan Penularan Covid-19 di Lingkungan Satuan Tugas Kecamatan Kabupaten Probolinggo tersebut berupa penghentian kegiatan yang memicu kerumunan orang. Seperti hajatan, hiburan, pengajian, arisan, maupun reuni.

“Mengingat kecenderungan peningkatan penderita Covid-19 di Kabupaten Probolinggo. Instruksi itu juga diikuti dengan operasi yustisi penegakan disiplin protokol kesehatan,” kata wanita kelahiran Kabupaten Ponorogo tersebut.

Baca Juga :   Akibat Kebakaran, PT. Jawa Lily Merugi Hingga Rp20 Miliar

Hal lain juga diungkapkan, pada awal pandemi corona, Pemkab Probolinggo telah melakukan refocusing anggaran di berbagai organisasi perangkat daerah (OPD). Dari refocusing anggaran itu, didapatkan dana tak kurang dari Rp150 miliar untuk penanganan Covid-19 melalui rekening dana tak terduga (TT).

“Kebijakan kami untuk membikin rumah sehat, juga sempat menjadi pertanyaan dari berbagai kalangan. Namun, hal itu adalah upaya untuk memutus penyebaran Covid-19. Karena jika dilakukan isolasi mandiri di rumah, tidak akan menjamin, karena masih dapat berinteraksi dengan keluarga yang lain,” jelasnya.

Bupati Tantri mengimbau kepada masyarakat untuk tetap di rumah. Tidak keluar rumah, jika memang tidak penting (urgen). Di lingkungan Pemkab Probolinggo diterapkan bekerja dari rumah (work from home).
“Rumah adalah tempat paling aman dari paparan Covid-19. Dengan catatan tetap menerapkan protokol kesehatan. Karena kita sering abai ketika berasa di lengan sendiri,” tandas wanita berjilbab itu.

Pemerintah, dikatakannya, terus mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu patuh menerapkan protokol kesehatan. Dengan memakai masker saat beraktivitas, baik di luar rumah maupun di dalam rumah. Menghindari kerumunan dan menjaga jarak, serta rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. (*)