4 Jemaah Haji Probolinggo Pulang Terlambat

228

Probolinggo (WartaBromo.com) – Empat jemaah haji asal Kabupaten Probolinggo dipastikan pulang telat. Keempatnya masih dalam perawatan medis.

Jemaah haji Kabupaten Probolinggo yang tergabung dalam kloter 19 debarkasi Juanda dijadwalkan pulang pada 29 Juli 2022. Semestinya 430 jemaah bakal dipulangkan seusai melaksanakan ibadah haji. Namun, 4 di antaranya tak dapat pulang tepat waktu. Sedangkan 1 jemaah meninggal dunia.

“Sakit, jadi nunggu sembuhnya untuk diberangkatkan. Sehingga yang pulang pada 29 Juli ini ada 425 orang,” sebut Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo Moch Sugianto, Senin (18/7).

Ia mengatakan 1 jemaah akan dipulangkan pada 31 Juli. Bergabung dengan kloter 22 yang berasal dari Kabupaten Bangkalan dan Sidoarjo. Untuk 3 jemaah lainnya, pulang bersama dengan jamaah asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di kloter 25.

Baca Juga :   Ini Jadwal Seleksi Kompetensi Dasar CPNS di Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang

Ia pun memastikan, para jemaah tersebut tidak akan dikarantina ketika tiba di tanah air. Seperti halnya jemaah umroh pada masa pandemi Covid-19. Meski begitu, tetap diperiksa kesehatannya, terutama suhu tubuh jemaah.

Jika suhunya di atas 37,5 derajat, maka akan di tes PCR (polymerase chain reaction, red). Jika positif maka akan langsung dibawa ke rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya. Jika tidak sampai 37,5 derajat, maka hanya akan di tes swab antigen.

Untuk titik kumpul jamaah haji, kemungkinan di miniatur Ka’bah, di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. “Tapi sampai sekarang masih belum pasti, karena kami masih belum rapat. Insya Allah masih sama dengan sebelumnya,” duga ia.

Baca Juga :   Begal Sadis Tewas Didor Polisi hingga Terekam CCTV, Pencuri Pecahkan Kotak Amal Masjid | Koran Online 30 April

Sugianto mengimbau kepada para keluarga jemaah untuk tidak melakukan arak-arakan. Selain demi menjaga keselamatan, hal itu juga agar tidak mengganggu para pengguna jalan lainnya.

“Kalau melarang bukan kapasitas kami, tapi kami imbau untuk tidak melakukannya, karena itu kan masuk dalam hal pemborosan,” tandas pria Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo itu. (cho/saw)