Pemasok dan Industri Susu Akhirnya Dipertemukan Mentan Usai Aksi Protes Pembuangan Susu

42

Jakarta (WartaBromo.com) – Usai aksi protesnya viral, perwakilan perternak susu sapi akhirnya dipertemukan dengan Industri Pengolahan Susu (IPS). Pertemuan itu diinisiasi oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam rapat koordinasi di Kementan, Senin (11/11/2024).

Bayu Aji Handyanto menjadi perwakilan dari peternak susu sapi sekaligus pemasok susu asal Pasuruan. Serta, Sonny Effendhi, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS).

Amran mengatakan pertemuan ketiga pihak (peternak, pengepul dan industri) ini telah mencapai kesepakatan damai. Ia menilai permasalahan yang belakangan ramai dapat diselesaikan melalui kolaborasi dan pembinaan.

“Ini tadi katanya susunya standar kualitasnya belum memenuhi syarat sehingga pabrik tidak mau menerima. Nah kemudian ke depan kolaborasi, saling membina agar standarnya sesuai keinginannya. Tetapi yang terpenting standar apapun diterima ke depan, kecuali rusak atau ada campuran yang lain-lain tapi semua kualitas diterima,” jelasnya seperti dikutip dari detikcom.

Amran juga meminta agar kuota impor susu dapat ditekan. Ia menambahkan, kualitas hasil panen susu sapi dari para peternak lah yang perlu ditingkatkan.

“Poin penting yang kedua adalah peternak tidak dibatasi kuota agar impor ini kita bisa kurangi. Berapa saja yang bisa diproduksi kita bina sampai produksinya meningkat. Kemarin kan ada dibatasi dan seterusnya kami sudah minta tidak dibatasi produksi, tidak dibatasi kuota ke pabrik, sehingga meningkatkan pendapatan petani kesejahteraan petani kita,” katanya.

Di sisi lain, Bayu mengungkapkan kualitas susu segar hasil produksi para peternak sebetulnya telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Akan tetapi, memang kualitas susu lokal masih kalah dengan kualitas susu impor.

“Jadi kalau dari masyarakat Indonesia itu rata-rata susu dihitung dari total solid, standar kualitasnya SNI 11,5. Kami di desa-desa rata-rata mengirim ke Industri Pengolahan Susu itu rata-rata 12,5-12,8. Tapi kalau compare dengan impor, kualitasnya bisa di atas 13,” jelasnya.

Bayu mengatakan akibat dari kualitas lokal yang kurang dari susu impor itu berdampak pada produk akhir (end product). Ia mencontohkan, kualitas 12,5 per 1 liter dapat menjadi 5 produk, sementara kualitas 13 per 1 liter bisa menjadi 6 produk.

Sedangkan, Sonny mengemukakan bahwa jumlah susu yang ditolak oleh industri sebenarnya makin berkurang. Ia juga menekankan perlunya kerjasama antara industri dan peternak guna menjaga kualitas. (ham/yog)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.