Waduch! Dijanjikan Jadi CPNS, Sembilan Guru Bayar 6 juta

661

Pasuruan (wartabromo)– Kasus penipuan dengan modus iming-iming dijanjikan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Di lingkungan Dinas Pendidikan Jawa Timur kembali terjadi. Kali ini sebanyak 9 orang guru Madrasah di daerah Rejoso, Grati dan Nguling menjadi korban aksi penipuan tersebut. Mereka dijanjikan akan diangkat sebagai guru kinerja atau CPNS dengan membayar uang senilai 6 juta rupiah.

Peristiwa ini terungkap saat para korban melurug rumah oknum guru yang diduga menjadi perantara di Desa Tambaksari Kecamatan Purwodadi, Senin (28/2/2012) kemarin.

Para guru yang kecewa dan merasa ditipu oleh oknum guru bernama Nahrowi tersebut bermaksud meminta penjelasan atas apa yang pernah dijanjikan 2 tahun sebelumnya. Namun sayang, Nahrowi tidak ada ditempat setelah dua tempat ia biasa mengajar didatangi oleh para korban.

” Korban sedang dirawat di Puskesmas Purwodadi,” ujar salah seorang Guru SDN Tambaksari saat ditemui oleh para guru.

Menurut salah seorang guru yang menjadi korban aksi penipuan tersebut, Bayu Firmansyah, sebelumnya mereka dijanjikan akan segera mendapatkan SK pengangkatan langsung dari Diknas Propinsi Jatim selambat-lambatnya 2 tahun. Namun hingga kini, janji tersebut tak terwujud bahkan tak ada kabarnya sama sekali.

“Kami menyerahkan langsung proposal pendaftaran beserta uangnya pada orang bernama Bambang di Diknas Propinsi, ” ungkap Bayu.

Lebih lanjut Bayu Firmasyah menjelaskan, para korban mendatangi langsung Kantor Diknas Propinsi di Jalan Genteng Kali Surabaya dan bertemu dengan Bambang pada tahun 2009 silam. Mereka dikenalkan oleh Nahrowi dan seorang pejabat di lingkungan Diknas Kabupaten Pasuruan berinial E-D.

“Kami dijanjikan, uang akan dikembalikan jika SK tak turun,” tambah Kurnia Dwi, salah seorang korban lainnya.

Nahrowi sendiri sudah pernah didatangi oleh salah seoarang perwakilan guru sejak beberapa bulan lalu, namun dirinya selalu mengelak dan hanya berjanji akan mengembalikan semua uang para guru tersebut.

“Kita dijanjikan mulai Bulan Desember hingga Januari kemarin tapi tak ada wujudnya,” timpal Wempi, seorang guru Yayasan Tarbiyatul Islam Nguling dengan nada kesal.

Rencananya sembilan orang guru yang menjadi korban aksi penipuan tersebut akan melaporkan ke pihak Dewan Pendidikan dan Dinas pendidikan kabupaten Pasuruan. (yog/yog)